Mohon tunggu...
syifa aziza audina
syifa aziza audina Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

saya suka nonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pertanian Jantung Kehidupan Masyarakat Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan

6 September 2024   00:30 Diperbarui: 6 September 2024   00:31 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pengambilan pemotran sendiri/dokpri

Pertanian di daerah Sungai Tabuk

Kecamatan Sungai Tabuk, yang berada di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, memiliki ciri-ciri geografis khas yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan penduduknya, terutama dalam sektor pertanian. Daerah ini memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi sepanjang tahun, yang sangat mendukung pertumbuhan tanaman. 

Pertanian di Sungai Tabuk cukup beragam, dengan penekanan utama pada padi, jagung, dan berbagai jenis sayuran. Tanah aluvial yang subur dan sistem irigasi yang efektif mendukung penanaman padi, yang merupakan komoditas utama di daerah ini. Kelembapan yang dibutuhkan oleh padi dipenuhi berkat keberadaan sungai dan sistem irigasi.

Aliran sungai-sungai di kecamatan ini juga memainkan peran krusial dalam sistem irigasi, yang berdampak pada pola tanam dan hasil pertanian. Tanah di wilayah ini umumnya adalah tanah aluvial, hasil endapan material sungai, yang memberikan kesuburan untuk pertumbuhan tanaman. 

Selain itu, posisi geografis Sungai Tabuk yang dekat dengan badan air besar seperti sungai utama turut memengaruhi kehidupan masyarakat, baik dalam aktivitas ekonomi maupun aspek budaya. Sungai-sungai ini turut mengatur distribusi tanah dan penyebaran nutrisi, dengan endapan dari alirannya yang menyuburkan tanah dan menyediakan bahan organik serta mineral penting bagi tanaman. Namun, pengelolaan sistem irigasi perlu dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah masalah seperti pencemaran air dan sedimentasi berlebihan.

Meskipun memiliki potensi yang besar, sektor pertanian Sungai Tabuk juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu yang paling penting adalah perubahan iklim, yang mempengaruhi pola curah hujan dan banjir sungai. Perubahan-perubahan ini dapat mengganggu sistem irigasi alami yang diandalkan para petani, sehingga berdampak pada hasil panen. 

Selain itu, terbatasnya akses terhadap teknologi pertanian modern juga menjadi hambatan dalam peningkatan produktivitas. Mayoritas petani di Sungai Tabuk masih mengandalkan alat tradisional dan belum memanfaatkan sepenuhnya teknologi seperti peralatan pengolahan tanah yang modern, sistem irigasi pintar, dan benih berkualitas tinggi. 

Akibatnya produktivitas pertanian belum mencapai tingkat optimal. Persoalan lainnya adalah pemasaran produk pertanian. Meskipun Sungai Tabuk kaya akan hasil pertanian, terbatasnya akses terhadap pasar seringkali menyulitkan petani untuk menjual hasil pertaniannya dengan harga yang menguntungkan. Fluktuasi dan rendahnya harga penjualan seringkali memberikan dampak negatif bagi petani, yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan mereka.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, banyak upaya yang dilakukan untuk mengembangkan pertanian di Sungai Tabuk. Pemerintah daerah dan berbagai instansi terkait telah bekerja keras untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian di wilayah ini. Salah satu caranya adalah dengan melatih petani mengenai teknik berkebun yang lebih baik dan ramah lingkungan.Selain itu, program pemuliaan pertanian intensif sedang dilakukan untuk memperkenalkan teknologi pertanian baru kepada para petani. 

Misalnya saja penggunaan peralatan pengolahan lahan yang lebih baik, teknologi irigasi, dan penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan produktivitas tanah tanpa merusak lingkungan. Pekerjaan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan penghidupan para petani di Sungai Tabuk.

Di sisi lain, pemerintah juga berupaya membuka akses pasar seluas-luasnya bagi para petani. Salah satu caranya adalah dengan membangun infrastruktur yang lebih baik, misalnya jalan yang menghubungkan kawasan pertanian dengan pasar-pasar utama. Dengan membaiknya akses pasar, petani diharapkan mampu menjual hasil panennya dengan harga yang kompetitif.

Location Quotient (LQ) adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk mengukur spesialisasi suatu wilayah dalam menghasilkan suatu produk tertentu, khususnya dalam konteks pertanian. Dengan kata lain, LQ membantu kita untuk mengetahui apakah suatu komoditas pertanian tertentu lebih banyak diproduksi di suatu wilayah dibandingkan dengan wilayah lainnya.

Sumber: BPS Kecamatan Sungai Tabuk
Sumber: BPS Kecamatan Sungai Tabuk
https://banjarkab.bps.go.id/id/publication/2022/09/26/e0b9e6d87f00b1c47147fa42/kecamatan-sungai-tabuk-dalam-angka-2022.html 
Sumber: BPS Kabupaten Banjar
Sumber: BPS Kabupaten Banjar
Sumber: BPS Kabupaten BanjarPenghitungan Menggunakan Rumus LQ
Sumber: BPS Kabupaten BanjarPenghitungan Menggunakan Rumus LQ

Hitungan Hasil Basis dan Non Basis
Hitungan Hasil Basis dan Non Basis
Sumber: BPS Kabupaten Banjar

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Rosalina Kumalawati S.Si., M.Si., dosen pengampun mata kuliah Geografi Ekonomi, karena telah memberikan waktu dan kesempatan kepada saya untuk artikel ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun