Mohon tunggu...
Syifa AuliaRahmawati
Syifa AuliaRahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Kimia/Universitas Pendidikan Indonesia

saya adalah mahasiswa semester 7, gemar mengikuti perkembangan teknologi terbaru terutama padaa lingkungan. saya juga sangat berminat pada skincare dan makeup.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Rahasia Surfaktan dalam Cleansing Oil: Solusi Efektif untuk Makeup Waterproof Bersih Sempurna

20 Desember 2024   13:17 Diperbarui: 20 Desember 2024   13:15 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Berbagai Cleansing Oil (Sumber: Pinterest))

Pada tahun 1930-an, surfaktan mulai digunakan secara luas, terutama dalam industri deterjen, yang merevolusi cara orang mencuci pakaian hingga kembali bersih dan terawat. Pada saat yang sama, penemuan ini memengaruhi perkembangan teknologi lain, seperti pembuatan cat dan emulsi obat. Seiring dengan penelitian yang lebih lanjut, surfaktan menjadi bahan penting dalam banyak bidang, mulai dari pertanian hingga energi. Bahkan kini, surfaktan berperan sebagai teknologi canggih untuk pembersih, surfaktan digunakan dalam dunia kecantikan sebagai cleanser untuk pembersih makeup pada wajah.

Kisah penemuan surfaktan ini adalah contoh bagaimana suatu penemuan sederhana yang meskipun muncul hanya dari eksperimen yang tampak biasa saja dapat mengubah dunia. Seperti halnya dengan banyak penemuan besar lainnya, penemuan surfaktan berawal dari rasa penasaran dan semangat untuk memahami dunia di sekitar kita, yang akhirnya membawa dampak besar bagi kemajuan teknologi dan industri. Meskipun nama Hans Mller kini mungkin tidak sepopuler ilmuwan lain dari era yang sama, namun kontribusinya dalam menemukan surfaktan terus hidup dalam setiap produk pembersih, kosmetik, dan berbagai aplikasi industri yang kita gunakan setiap hari.

Dalam dunia kecantikan, tidak asing lagi jika mendengar kata kosmetik. Kosmetik diambil dari Bahasa Yunani 'kosmetikos', yaitu keterampilan menghias atau mengatur. Istilah mudah nya kosmetik ini digunakan untuk mempercantik diri dan mengubah penampilan untuk memelihara tubuh agar selalu dalam kondisi yang baik dan bersih. Salah satu kosmetik dasar yang banyak digunakan adalan cleanser yang digunakan sebagai pembersih. Cleanser berfungsi untuk menghilangkan kotoran dan partikel yang tidak diinginkan dari permukaan kulit wajah.

Cleanser dibagi menjadi dua jenis, yaitu soap-based dan syndet (synthetic detergent). Sabun merupakan garam fatty acid yang berasal dari hasil reaksi saponifikasi basa kuat dengan lemak nabati maupun hewani. Di samping itu, syndet atau yang biasa disebut sebagai surfactant-based, memiliki sifat detergen. Kedua tipe cleanser ini memiliki surfaktan yang berfungsi sebagai cleaning agent dengan cara menurunkan tegangan permukaan antara air dan kotoran sehingga kotoran dapat terangkat. Surfactant-based atau syndet bersifat lebih halus karena bisa menjaga struktur alami, fungsi, dan integritas kulit. Di sisi lain, soap-based terbukti lebih kasar dan dapat menyebabkan rusaknya sistem perlindungan kulit, pengangkatan lemak alami kulit, dan penggeseran pH kulit sehingga kurang cocok digunakan menjadi pembersih karna mempunyai risiko tidak aman ada kulit terutama kulit wajah yang lebih sensitif.

Cleansing oil adalah terobosan baru hasil penelitian sains yang semakin berkembang. Jika kamu pernah mencoba cleansing oil, mungkin kamu akan tahu betapa ajaib nya produk ini bisa menghapus makeup tebal tanpa meninggalkan residu, kotoran bahkan foundation seberat apapun. Bayangkan, dengan beberapa tetes cleansing oil, semua itu hilang seakan terbawa angin begitu saja. Namun, tanpa kamu sadari ada peran penting yaitu pahlawan ajaib yang kita sebut sebagai surfaktan. Cleansing oil menjadi produk yang sangat populer, terutama di kalangan mereka yang memiliki makeup tebal dan waterproof atau kulit yang sensitif. Tapi, tahukah kamu bahwa pembersihan yang lembut dan efektif itu terjadi berkat peran surfaktan dalam minyak pembersih?

Mari kita kembali ke cerita seorang wanita, sebut saja namanya Dara, yang bekerja sebagai makeup artist di sebuah film besar. Setiap hari, Dara harus menggunakan makeup tebal, yang tak hanya melibatkan foundation, tetapi juga riasan mata yang intens dan waterproof. Setelah syuting berakhir, Dara merasa terjebak antara membersihkan wajah dengan cara kasar atau memilih metode yang lebih lembut. Namun, setelah mulai menggunakan cleansing oil, dia menemukan pembersih yang bisa melarutkan segala kotoran tanpa membuat kulitnya kering atau iritasi. Surfaktan dalam cleansing oil membantu membersihkan wajahnya dengan lembut, meninggalkan kulit yang segar dan terhidrasi. Dara pun akhirnya menemukan rahasia pembersihannya yaitu surfaktan yang bekerja di balik layar!

Seiring waktu, banyak produk cleansing oil mulai mengandung surfaktan yang lebih lembut, seperti yang berasal dari minyak kelapa atau gula, yang lebih cocok untuk kulit sensitif. Bukan hanya makeup yang terhapus, tetapi juga kelembapan kulit tetap terjaga. Surfaktan, yang dulu hanya dikenal dalam eksperimen kimia, kini menjadi pahlawan dalam dunia perawatan kulit.

Surfaktan mungkin tidak asing lagi bagi mereka yang mendalami kimia kosmetik, tetapi istilah tersebut terdengar sangat asing seperti jargon sains bagi pengguna makeup sehari hari. Padahal, surfaktan adalah bahan baku utama yang banyak digunakan dalam industri kosmetik dan skincare, surfaktan membuat produk kecantikan menjadi lebih nyaman dipakai, tahan lama dan efektif tentunya. Surfaktan memiliki dua sisi yang unik yaitu satu sisi suka air (hidrofilik), dan sisi lainnya suka minyak (hidrofobik). Struktur inilah yang memungkinkan surfaktan untuk mencampur minyak dan air, sehingga kotoran dan makeup dapat terangkat dengan mudah. Ketika surfaktan dicampurkan dengan minyak, bagian hidrofobiknya "memeluk" minyak, sementara bagian hidrofiliknya mengikat air. Ketika kamu menambahkan air ke wajah, surfaktan memecah ikatan antara minyak dan air, membuat keduanya bisa tercampur dan menghilang begitu saja dengan mudah saat kamu membilasnya. Seperti cerita cinta tak terbalas antara minyak dan air yang disatukan oleh surfaktan!

Surfaktan dibagi menjadi beberapa jenis, seperti anionik, kationik, non-ionik, dan amfoterik, yang masing-masing memiliki fungsi dan karakteristik berbeda. Surfaktan terdiri dari surfaktan sintetik dan surfaktan alami. Surfaktan alami yang bersumber dari bahan baku minyak nabati, berpotensi untuk dikembangkan karena diperbaharui dan ramah lingkungan.

Saat ini, ada dua jenis surfaktan yang populer dalam produk perawatan wajah karena lebih aman dan ramah lingkungan yaitu Decyl Glucoside dan Cocamidopropyl Betaine, sedangkan jenis Anionik dan Kationik jarang digunakan dalam cleansing oil.

Decyl Glucoside merupakan surfaktan non-ionik yang berasal dari minyak kelapa dan dikenal sangat lembut, bahkan untuk kulit sensitif. Biasanya digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit karena tidak menyebabkan iritasi. Decyl Glucoside dapat digunakan hingga 30% dari total komposisi produk, dengan jumlah total surfaktan tidak lebih dari 45%. Jadi, jika Anda mencari pembersih wajah yang lembut dan efektif, produk dengan Decyl Glucoside bisa menjadi pilihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun