Mohon tunggu...
Syifa Annisa
Syifa Annisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa hubungan internasional, membaca buku dan melukis adalah hobi saya

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Novel "Janji" Tere Liye

22 Januari 2024   23:28 Diperbarui: 3 Juli 2024   11:53 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Identifikasi

Judul : Janji

Penulis : Tere Liye

Penerbit : PT. Sabak Grip

Tahun Terbit : 28 Juli 2021

Jumlah Halaman : 488 halaman

ISBN : 9786239726201

Harga Buku : Rp 89.000

Novel ini menceritakan Kisah ini tentang "JANJI" Saat seorang menunaikan janjinya dengan sungguh-sungguh. Apapun harganya, meski menyakitkan, meski penuh tantangan dan cobaan, dia tetap berusaha menunaikan janjinya.

Kisah ini bermula saat ada tiga orang Sekawan Kahar, Baso, dan Hasan namanya. Teman-temannya bahkan gurunya sudah capek melihat kenakalan mereka. Sampai-sampai Buya yaitu pimpinan pesantren memanggil mereka tapi bukannya mengakui kesalahan, mereka malah membuat alasan dan tentunya Buya tau itu sebuah Kebohongan. Hal ini mengingatkan buya akan kejadian 40 tahun lalu dimana ada seorang murit yang bernama Bahar Safar Ia sering kali melanggar peraturan pesantren dengan kabur dari pesantren, berjudi, dan minum-minuman keras. Pada suatu hari di bulan Ramadhan, ia mendapat tugas untuk membangunkan sahur. Pada santri umunya membangunkan sahur menggunakan kentungan atau beduk masjid, tapi Bahar berbeda Ia membangunkan sahur dengan menggunakan meriam bambu. Hingga membuat bangunan pesantren yang terbuat dari kayu terlalap api. Seluruh santri berlari untuk menyelamatkan diri dari kobaran api. Namun ada salah seorang santri yang kakinya pincang sehingga ia tidak mampu untuk melarikan diri dan ia terjebak di dalam bangunan itu. karena kejadian ini Bahar dikeluarkan dari pesantren Ia tidak merasa bersalah sama sekali karena memang itulah tujuannya agar di keluarkan dari pesantren.

Setelah bertahun tahun dari kejadian itu "Ayah buya" bermimpi bertemu bahar di gurun pasir yang sangat gersang dari kejauhan terlihat mengendarai kendaraan mewah ia mempersilakan Buya untuk segera menaiki kendaraannya tersebut. Semenjak saat itu, ayah Buya ingin sekali untuk mencari Bahar. Akan tetapi hingga akhir hidupnya, Bahar tidak kunjung ditemukan.

Sebagai hukuman tiga sekawan etrsebut di tugaskan buya untuk mencari bahar dengan memberikan petunjuk dan uang saku dari Buya. Dulu sebelum bahar meninggalkan pesantren ayah Buya memberikan lima pesan yang harus diinat Bahar, ia percaya bahwa sesungguhnya bahar memiliki hati yang baik. Bahar selalu mengingat pesan-pesan Buya sampai akhir hayatnya.

Kita akan di buat tercengang oleh kisah hidup yang Bahar lalui. Buku ini memberikan pesan kehidupan yang sangat mendalam bagi para pembacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun