Namun entah mengapa selalu berakhir di tempat sampah. Ditambah lagi, di usianya yang kian menua karirnya sudah tidak lagi bersinar sebagai mantan aktor pemeran detektif pada sebuah serial klasik jaman dulu. Orang-orang kini hanya mengenal Brazzos---nama karakternya pada saat itu, antara ada dan tiada, kecuali mereka yang memang hidup pada jaman itu.
Serupa dengan Charles, Oliver juga menjalani hari-harinya dengan karir sutradara teater broadway yang tidak lagi bersinar. Ia terus mencoba mencari kesempatan yang hampir hilang atau bahkan sudah tidak ada lagi. Belum lagi, ia mengalami kesulitan finansial yang membuatnya terancam kehilangan tempat tinggal di Arconia, apartemen yang penuh dengan orang-orang borjuis itu.
Mabel menjadi sosok yang paling muda di antara Charles dan Oliver. Hal ini menjadikan adanya gap yang cukup mencolok namun nyatanya malah menjadi perpaduan yang unik dan pas antara boomer dan generasi Z. Mabel memiliki pribadi yang lebih dingin, tidak banyak bicara, dan cenderung antisosial.Â
Ia bahkan dianggap tidak layak tinggal di Arconia, karena tinggal di apartemen Bibinya yang setengah jadi. Berbeda dengan Charles dan Oliver, Mabel belum kehilangan sesuatu yang membuatnya pernah bersinar. Ia hanya pernah kehilangan orang-orang dalam hidupnya secara berturut-turut. Mulai dari Tim Kono, Zoe Cassidy dan hampir saja Oscar si lelaki "tie dye".
Baik Charles, Oliver maupun Mabel telah menjadi penghuni Arconia sejak waktu yang lama. Mereka kerap berpapasan sebulan sekali di lift namun tidak pernah peduli. Mereka memilih untuk tidak membuka dirinya untuk siapa pun. Hanya saja Oliver yang memiliki pembawaan yang ceria dan lebih terbuka di antara yang lain.Â
Saat alarm berdering di hari kematian Tim Kono, seluruh penghuni Arconia mengevakuasikan dirinya masing-masing.Â
Ketiganya bertemu di sebuah kafe saat malam itu terjadi dan menyadari bahwa mereka sama-sama penggemar sebuah podcast kriminal yang berjudul "All is Not OK in Oklahoma" yang dipandu oleh Cinda Canning (Tina Fey). Satu kesamaan itulah yang menjadi awal hubungan antartokoh yang menjadi sedemikian solid sampai akhir.Â
Selain kesamaan bahwa mereka adalah sekumpulan orang yang ingin lepas dari kehidupan yang sulit. Mereka ingin bergerak maju tanpa melepas bagian dari masa lalunya yang sayangnya hal itu selalu membuatnya merasa hidup.
Memaknai Hidup yang Melankolis
Upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk tidak lagi mengulang kesedihan seringkali tidak membuahkan hasil yang sepadan. Hal ini malah semakin membuat mereka terperosok ke dalam lubang yang lebih dalam.
Oliver tahu ia bahwa ia tidak ingin kehilangan daya imajinasinya. Ia merasa terberkati akan kemampuan itu dan menjadi sutradara teater broadway adalah ambisinya. Namun sepertinya sudah tidak ada lagi jalan menuju ke sana. Lalu ia bertemu Charles dan Mabel melakukan pekerjaan yang kembali menghidupkan imajinasinya. Meskipun ia bahagia, hal itu tidak serta merta menyelesaikan setengah permasalah yang ia miliki.