Mohon tunggu...
Syifa Amalia
Syifa Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Pencerita

Kadang nulis, kadang nonton film || Find me on Instagram @syifaamaliac.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Soul" (2020) : Perjalanan Pulang, Hilang, dan Menemukan

11 Januari 2021   18:29 Diperbarui: 12 Januari 2021   21:21 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praanggapan bahwa hidup yang berjalan dengan tujuan akan selalu berujung baik sepertinya harus terpatahkan di film ini. Bagaimana jika sesuatu itu menjadi obsesi yang akhirnya membuat kita mengabaikan hal-hal dasar dalam hidup. Seluruh ide-ide itu terangkum secara solid oleh Pete Docter pada film animasi terbaru garapan Disney-Pixar yang berjudul Soul. Tentang pertemuan jiwa yang tidak ingin mati dengan jiwa tersesat yang tidak ingin hidup.

Musik menjadi alasan Joe Gardner (Jamie Foxx) untuk bertahan hidup, sedangkan jazz adalah nadi-nadinya. Ia tidak bisa membayangkan apa jadinya bila ia tidak bisa menjadi musisi jazz yang hidup dari panggung ke panggung.

Namun, nyatanya hidup tidak bisa berlaku seperti itu. Joe harus puas hanya dengan menjadi seorang guru musik SMP untuk anak-anak yang tidak memiliki gairah dalam bermusik.

Pertemuan tidak sengaja Joe dengan mantan muridnya, Curly yang memberi tawaran untuk menjadi pemain piano pada pertunjukan musik band jazz legendaris, Dorothea Williams.

Merasa lebih dekat dengan mimpi besarnya selama ini, Joe segera mengiyakan tawaran itu tanpa ragu. Barangkali Joe yang terlalu bersemangat membayangkan gig pertamanya itu malah terperosok ke dalam saluran air tengah kota. Joe hampir mati pada saat hidupnya baru saja dimulai.

Joe tidak pernah menyangka hal itu akan membuatnya terpisah dari jiwanya. Ketika ia terbangun ia sudah berada di Great Beyond. Jembatan di ambang batas kematian menuju ke alam baka. Joe sungguh tidak ingin mati sekarang. Ketika ia mencoba keluar ia malah semakin terlempar ke Great Before. Tempat dimana jiwa-jiwa disiapkan sebelum terlahir ke bumi. Tempat dimana jiwa-jiwa itu mendapat minat, bakat dan kepribadiannya. 

Tempat yang sama ia bertemu dengan 22 (Tina Fey), si jiwa tersesat yang telah hidup ribuan tahun yang tak kunjung menemukan "percikan" dari dirinya. Perjalanan-perjalanan kemudian melibatkan mereka berdua, Joe yang berusaha menemukan jalan pulang ke kehidupannya yang semula dan si 22 dengan upanya untuk menemukan adakah hal yang ia inginkan.

Berbagi Perspektif Tentang Life Crisis

Karakter Joe Gardner dan 22 adalah representasi hidup yang mengalami life crisis. Hal ini tentu saja membuktikan bahwa fenomena ini bisa terjadi di sepanjang hidup seseorang.

Dalam film ini, Joe mengalami pertentangan batin yang melibatkan konflik antara dirinya dengan Ibunya, Libba. Ibunya merasa ia tidak perlu mengejar hidup menjadi musisi jazz seperti ayahnya.

Namun, Joe tetap berkeyakinan bahwa jazz mampu memberikan jaminan hidup yang selalu bahagia. Menghindari debat yang tidak berkesudahan, Joe pun akhirnya menjadi guru musik SMP yang lebih memberikannya kehidupan finansial yang stabil.

Keadaan semacam ini lumrah terjadi di kehidupan saat ini sekalipun. Dimana hidup dengan passion tenyata bukan milik semua orang. Semua orang bisa menjadi apa saja. Namun, tidak sema orang bisa melakukan hal itu menjadi satu-satunya pekerjaan dalam hidup. Pada akhirnya, bahagia adalah hal yang harus direlakan.

Sosok 22 kemudian hadir mematahkan argumen bahwa semua jiwa akan tahu apa yang dia inginkan atau hal yang membuatnya terasa lebih hidup. Barangkali itulah alasan mengapa 22 tidak kunjung menyelesaikan Earth Pass-nya. Sebab ia tidak memiliki harapan bahwa hidup di bumi akan menawarkan kehidupan yang lebih baik.

Seluruh mentor yang ia dapat di You Seminar tidak ada yang berhasil membuatnya menemukan "percikan" itu. Kehadiran Joe Gardner yang dinarasikan sebagai mentornya kemudian membawanya ke perjalanan yang lebih panjang dari yang ia kira.

Eksplorasi Makna Hidup Lebih Dalam

Soul pada akhirnya menjadi sebuah kisah perjalananan akan pencarian makna hidup yang sebenarnya. Tujuan hidup yang malah dijadikan sebagai obsesi berkepanjangan sehingga melupakan regular old living yang seharusnya.

Adegan dimana Joe berhasil menyelesaikan gig pertamanya, hal itu sama sekali tidak membuat Joe merasa bahagia dari yang ia pikir. Ia sempat hampir kehilangan hidupnya namun takdir kembali membawanya pulang. Joe menemukan bahwa ada hal yang lebih penting dari mengejar sebuah ambisi. 

Hal-hal sederhana yang selama ini ia lupakan atau tidak pernah terlihat di mata Joe. Seperti menghirup udara dan aroma aroma makanan yang menguar dari balik etalase. Keluarga yang selalu ada untuknya dan kenangan bersama ayahnya yang masih ia simpan rapi di ingatan. Joe selama ini terlalu sibuk mengejar obsesinya hingga lupa bahwa cara untuk bahagia adalah hanya dengan mensyukuri apa yang ada di depan mata.

Membawa isu-isu yang cukup berat, film animasi ini akan kesulitan dicerna oleh anak-anak. Namun, film ini mampu memberikan pengalaman sinematografi yang memanjakan mata bagi siapapun yang menontonnya. Petualangan-petualang tokoh ketika berada di Great Before menjadi hal yang terasa kurang dieksplorasi pada film ini. Mengingat film animasi serupa garapan Disney-Pixar terdahulu yang berjudul Inside Out (2015) yang mendapat porsi lebih banyak pada petualangan tokohnya.

Akhirnya, melalui Soul (2020) menegaskan bahwa hidup memang butuh percikan dari dalam diri. Bukan sebatas berjalan mengikuti arus yang tenang dan dangkal. Memperjuangkan sesuatu dengan ambisi bisa jadi cara yang bagus untuk menandakan bahwa itulah hidup. Sembari menarik napas dalam-dalam bahwa masih banyak hal yang patut disyukuri dan disadari. Dunia tidak melulu berputar hanya tentang diri sendiri, salah satunya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun