Mohon tunggu...
Syifa Amalia
Syifa Amalia Mohon Tunggu... Penulis - Pencerita

Kadang nulis, kadang nonton film || Find me on Instagram @syifaamaliac.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menertawakan Cinta, Omong Kosong, dan Lainnya

13 Juni 2020   19:20 Diperbarui: 14 Juni 2020   00:39 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang tahu pasti tentang isi kepala seseorang yang demikian menyimpan keresahan, kesunyian, dan kegilaan yang mereka telan dalam kesenyapan masing-masing. Pada akhirnya semua dari kita pada waktunya akan diabaikan, tidak lagi merasa diistimewakan, lalu bisa saja dilupakan kalau ingin.

Kira-kira seperti itulah gambaran dari keenam belas cerita pendek Dony Iswara yang tergabung dalam buku "Seekor Anjing Ditabrak Honda Astrea Dini Hari Tadi." 

Cerita-cerita tersebut serupa potongan fragmen film pendek yang muram, senyap, dan menggantung. Pembaca sengaja diberikan kesempatan untuk bermain dengan imajinasi mereka untuk menginterpretasi pesan pada setiap cerita yang ada. Dony Iswara memilh memberikan open ending pada setiap akhir cerita sehingga menimbulkan banyak ruang tafsir yang berbeda.

Hal tersebut juga tampak pada cerita ketiga yang berjudul "Seekor Anjing Ditabrak Honda Astrea Dini Hari Tadi" sekaligus dijadikan nama judul buku tersebut. Kisah yang dialami para tokoh merupakan rangkaian kisah dengan nuansa yang kelam. 

Seorang pengendara motor yang meregang nyawa karena terlambat menyadari eksistensi seekor anjing yang melenggang di tengah jalan. Yang lebih memilukan lagi, satu-satunya saksi yang melihatnya adalah kakek tua penjaga warung yang hanya mampu terdiam dengan kaki sedikit gemetar.

Realita yang suram, muram dan senyap begitu jelas digambarkan pada setiap cerita. Kemalangan seolah menjadi kawan akrab sehari-hari. Minimnya ketidakpedulian dari orang-orang sekitar kian menjadi pelengkap. 

Sudah jatuh tertimpa tangga. Orang-orang cenderung tidak terlalu menaruh perhatian berlebih pada hal remeh-temeh, tidak penting, dan menganggapnya sebagai angin lalu saja. Padahal tidak ada yang tahu bahwa dari hal kecil itu adalah "hidup" nya bagi orang lain.

Cerita kesebelas yang berjudul "Edmond" barangkali bisa menjadi refleksi bagi kita semua. Seorang office boy (OB) yang dianggap terlalu keren karena menyandang nama Edmond. 

Sebagai seorang sebatang kara yang hidup di kota, membuat Edmond berusaha bertahan hidup sendiri. Selama hidupnya bahkan tidak ada yang tahu pasti tentang keberadaannya yang antara ada dan tiada. 

Sampai akhirnya dia mendapat pekerjaan menjadi OB di sebuah Rumah Sakit Umum Daerah, tidak ada yang benar-benar akrab dengan laki-laki itu. 

Belakangan ia memiliki kegemaran yang ia lakukan setelah selesai bekerja yaitu duduk di atas tangki air berwarna oranye, sendirian. Hari-hari berlalu sampai tidak ada yang menyadari bahwa kehadiran Edmond tidak ada di sana lagi setiap sore.

"Berbagai spekulasi muncul. Namun tidak ada yang benar-benar bisa memberikan penjelasan yang memuaskan. Hingga akhirnya semua orang tak lagi benar-benar peduli. Kembali ke rutinas masing-masing." (hlm.92)

Atau pada beberapa cerita yang mengisahkan kisah percintaan yang kurang beruntung seperti dalam cerita yang berjudul "Perspektif", "Sebelum Hari H", dan "Selamat Malam". 

Semuanya hampir menceritakan tentang tokoh yang terjebak dalam keadaan yang membuatnya tidak bisa kemana-mana. Tidak ada yang bisa dilakukan selain meratapi keadaan yang membuat mereka seperti itu.

Akhir bahagia barangkali hanya dimiliki oleh kisah-kisah milik putri negeri dongeng di buku anak-anak bersampul penuh warna itu. Tapi jangan harap kalian akan menemukan akhir yang bahagia pada buku karangan Dony Iswara ini.

Memiliki latar belakang sebagai penulis skenario, Dony Iswara berusaha menuangkannya pada setiap cerita yang ia tulis. Penggambaran yang kelewat detail dan terperinci, membuat pembaca seperti sedang menyaksikan potongan adegan dalam sebuah film. 

Sekali lagi, buku ini menawarkan cerita yang membiarkan pembaca menyimpulkan sendiri apa yang mereka baca. Bisa jadi apa yang saya baca berbeda dengan isi kepala kalian. Hidup ini memang tentang perspektif.

Barangkali kemalangan yang menimpa para tokoh dalam buku tersebut juga menimpa di antara sekelumit cerita hidup kita semua. 

Hidup yang penuh rencana tanpa laksana, janji yang hanya omong kosong belaka, harapan yang menguap begitu saja, sepertinya hidup memang mengajarkan kita agar menjadi lebih tabah setabah hujan bulan Juni. 

Jika air mata sudah tidak lagi menjadi satu-satunya cara untuk mengungkapkan kesedihan mungkin kita perlu mencoba cara lain. Bisa jadi tertawa adalah obat paling mujarab mengatasi kegetiran ini. Terkadang hidup memang perlu untuk ditertawakan. Hahaha.

Judul               : Seekor Anjing Ditabrak Honda Astrea Dini Hari Tadi
Penulis            : Dony Iswara
Penerbit          : Buku Mojok
Tahun              : 2019
Tebal               : vi+146 hlm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun