Mohon tunggu...
Syifa Adhali
Syifa Adhali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

memiliki hobi menonton film, membaca, dan memasak.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Strategi Membangun Pasar Domestik Skincare Lokal

24 Desember 2024   14:19 Diperbarui: 24 Desember 2024   14:19 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memakai skincare (sumber : beautyhaul.com)

Memakai skincare adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan kulit wajah yang sehat sehingga bisa menunda penuaan pada kulit dan terhindar dari berbagai masalah kulit, seperti kulit kering, berminyak, komedo, berjerawat, dan lain sebagainya. Bukan hanya dari kalangan perempuan saja, pemakaian skincare juga dilakukan oleh kalangan laki-laki, baik muda maupun tua. Di Indonesia sendiri, permintaan akan skincare semakin pesat karena adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan kulit dan penampilan sehingga banyak melahirkan banyak brand skincare lokal.

            Berdasarkan data Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia mencapai 21,9%  yakni dari 913 perusahaan di tahun 2022 menjadi 1.010 perusahaan pada pertengahan tahun 2023. Penjualan skincare merupakan top 3 penjualan di market place sejak tahun 2018 hingga 2022. Selain itu, pasar skincare juga didukung oleh tren dan kesadaran penggunaan skincare berlabel halal sehingga mendorong munculnya merk dan produk baru yang memadukan bahan-bahan alami sebagai inovasi produk kecantikan.

            Dilansir dari Diponegoro Journal Of Economics dengan judul Analisis Preferensi Konsumen terhadap Pengguanaan Produk Skincare Korea Selatan dan Lokal menyatakan bahwa sebanyak 74 orang (74%) memilih menggunakan produk skincare lokal dan sisanya sebanyak 26 orang (26%) memilih menggunakan produl skincare Korea. Banyak pertimbangan dalam memilih skincare lokal atau skincare Korea, diantaranya cocok dengan kondisi kulit, harga produk skincare lebih terjangkau, terbuat dari bahan-bahan alami yang aman untuk kulit juga banyak mendapat penilaian bagus dari beauty influencer. Alasan yang paling menonjol dalam memilih skincare lokal dibandingkan dengan skincare korea karena berstandar BPOM, produknya halal, dan kecintaan pada produk lokal.  

            Namun ditengah melonjaknya peminat skincare lokal, industri skincare lokal juga mempunyai tantangan yang harus dihadapi, diantaranya :

  • Keterbatasan inovasi dan teknologi.

Menurut Budi Thomas, CEO Jacquelle Beauty pada acara dialog bertajuk Key Growth for Local Brands in 2025 di Jakarta, Kamis 28 November 2024 mengungkapkan banyak merek lokal yang terkendala inovasi dan teknologi yang membatasi kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pasar. "Jadi kalau kita bicara ekosistemnya mesti di-support sama government,it's really happening," Jelas Budi.

  • Gempuran impor China

Produk China yang masuk ke Indonesia melalui jalur legal dan illegal. Yang illegal inilah yang dikhawatirkan bisa merusak industri lokal. Produk China yang illegal memiliki daya jual yang menarik karena harganya lebih murah sehingga banyak konsumen yang mengincar produk tersebut. Ditambah lagi dengan penggunaan sosial media yang bisa mempengaruhi pola pembelian.

  • Persaingan harga

Banyak konsumen yang berpendapat bahwa harga skincare lokal lebih mahal dan isinya sedikit dibandingkan dengan skincare impor yang harganya lebih murah dan isi produknya jauh lebih banyak.

Dear Me Bauty X KFC (sumber : suara.com)
Dear Me Bauty X KFC (sumber : suara.com)

Strategi yang bisa diambil untuk meningkatkan Pembangunan pasar domestic skincare yaitu :

  • Mengutamakan bahan alami dan bahan lokal dalam produk

Menggunakan bahan alami seperti lidah buaya, teh hijau, atau rempah nusantara lainnya bisa menjadi nilai tambah dari suatu produk, juga menggunakan kemasan yang ramah lingkungan. Tidak hanya itu, penggunaan bahan lokal juga mendukung industri lokal dan meningkatkan daya tarik konsumen.

  • Menciptakan produk inovatif terkini untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Pengembangan inovasi produk bisa melalui aspirasi konsumen dan ilmu pengetahuan. Sehingga bisa secara konsisten menawarkan produk-produk yang relevan dengan iklim, budaya, dan perilaku masyarakat lokal.

  • Memperluas jaringan penjualan.

Dengan memanfaatkan berbagai jaringan penjualan yang beragam, seperti e-commerce, toko fisik, distributor dan kerjasama dengan para profesional kecantikan. Di era digital sekarang ini, e-commerce menjadi platform yang paling sering dikunjungi oleh banyak orang sehingga bisa menjangkau konsumen secara global. Selain itu, bermitra dengan toko fisik dan distributor bisa menjangkau konsumen dengan cara yang lebih personal.

  • Mengembangkan pemasaran melalui konten

Di era digital sekarang ini, brand skincare bukan hanya menjual produk secara offline atau melalui distributor, tetapi juga memasarkan melalui konten Instagram, Tiktok, atau platform lainnya yang relevan sehingga bisa menarik hati konsumen. Disamping itu juga brand skincare harus  bisa memanfaatkan trend yang sedang hits, seperti cara memakai produk, before-after pemakaian produk, dan konten lain yang memberikan edukasi kepada konsumen.

  • Berkolaborasi dengan brand yang lebih besar atau brand asing.

Banyak brand lokal kecantikan yang memulai kolaborasi dengan brand yang lebih besar termasuk brand asing yang bukan berasal dari sebidangnya, misalnya dari bidang makanan atau mainan. Seperti Dear Me Beauty melakukan kolaborasi dengan Yupi, Sasa, hingga yang terbaru berkolaborasi dengan KFC. Tidak hanya itu, Jacquelle juga berkolaborasi dengan Disney, Somethink dengan Hello Kitty dan masih banyak lagi brand lokal skincare yang berhasil berkolaborasi dengan brand lain.

  • Penetapan harga yang terjangkau dan produk travel friendly

Pada perkembangan zaman sekarang ini, banyak orang yang memilih barang bawaan yang simple. Produk travel friendly menjadi solusi terbaik yang dapat dipilih. Produk travel friendly memiliki banyak kelebihan, diantaranya mudah dibawa kemana-mana, praktis, menghemat tempat dan uang, serta bisa menggabungkan beberapa fungsi dalam satu produk. 

Produk Skincare Travel Friendly (sumber : harpersbazaar.co.id)
Produk Skincare Travel Friendly (sumber : harpersbazaar.co.id)

Perkembangan bisnis pada bidang kecantikan lebih cepat dibandingkan dengan bidang fashion. Perusahaan kecantikan bisa merilis produk sampai dengan puluhan jenis dan terus mengembangkan formulanya seiring dengan berjalannya waktu. Berikut ini adalah beberapa contoh perusahaan kecantikan lokal yang berhasil memasarkan produknya di pasar domestik maupun pasar global

  • PT. Paragon Technology and Innovation

Perusahaan yang didirikan pada tahun 1985 oleh Ibu Nurhayati Subakat dengan nama awal PT. Pusaka Tradisi Ibu. Saat ini PT. Paragon menjadi salah satu Perusahaan kosmetik nasional terbesar di Indonesia dan pemegang beberapa merek unggulan seperti Wardah, Emina, Labore, dan Make Over dan mampu memproduksi lebih dari 95.000.000 produk setiap tahunnya dengan mempekerjakan sekitar 7.500 orang karyawan.

  • PT. Mustika Ratu Tbk

PT. Mustika Ratu Tbk didirikan oleh Mooryati Soedibyo pada tahun 1975 dan termasuk perusahaan kosmetik yang sangat legendaris, mungkin dari zaman nenek kita. Mustika Ratu menjadi produk lokal yang sangat diminati karena memiliki berbagai produk dengan harga yang terjangkau dan terbuat dari bahan alami. Contoh produk yang diproduksi PT. Mustika Ratu Tbk adalah pencuci wajah, pelembap  wajah, minyak zaitun, kapas, dan masih banyak lagi.

  • PT. Gloria Origita Cosmetics

PT. Gloria Origita Cosmetics didirikan pada tahun 1993. Saat ini PT. GOC merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang kecantikan yang memproduksi berbagai macam produk kosmetik, personal care, dan antiseptic. PT. GOC telah menghasilkan produk berkualitas dengan beragam brand seperti Purbasari, Kanna, Clean Face, Onyx, hal ini juga didukung oleh staff perusahaan yang mumpuni.

Disamping itu, industri skincare juga memiliki pengaruh terhadap perekonomian Indonesia, yaitu :

  • Mendukung Blue Economy

Konsep Blue Economy adalah konsep pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya laut dan pantai dengan bijaksana, tanggung jawab dan berkelanjutan. Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah negara maritim dengan kekayaan Sumber Daya Alam lautnya. Konsep blue economy merupakan salah satu cara yang bisa membuat industri skincare lebih ramah lingkungan. Konsep ini bisa dilakukan dengan menggunakan kemasan yang bisa di daur ulang, menggunakan bahan aktif dari tanaman laut, seperti adas laut, rumput laut, kangkung laut, dan ganggang laut.

  • Kontribusi terhadap PDB

Menurut Reni Yanita, Direktur Jendral Industri Kecil, Menengah, dan Aneka menyampaikan bahwa pasar kosmetik di Indonesia saat ini dalam kondisi berkembang.  Pendapatan industry kosmetik diperkirakan meningkat sebesar 48% dari 2021 hingga 2024, naik dari Rp 21,45 triliun di 2021 (USD 1,31 miliar) menjadi Rp. 31,77 triliun pada tahun 2024 (USD 1,94 miliar).

  • Membuka lapangan kerja dan pemanfaatan e-commerce

Industri skincare di Indonesia bisa menyerap tenaga kerja sebesar 59.886 orang pada tahun 2022. Dalam beberapa tahun terakhir, penjualan produk skincare telah meningkat pesat melalui platform e-commerce. Dengan volume transaksi 145,44 juta dan nilai transaksi Rp 13.287,4 triliun, produk skincare berhasil masuk dalam tiga besar penjualan di pasar sejak 2018 hingga 2022.

  • Pertumbuhan pasar skincare di Indonesia

Pasar kosmetik Indonesia sedang berkembang pesat, dan dalam lima tahun terakhir, ia memiliki potensi untuk meningkat lebih dari sepuluh kali lipat. Data menunjukkan bahwa penjualan kosmetik dari Indonesia ke pasar global berpotensi mencapai USD 473,21 miliar pada tahun 2028, dengan pertumbuhan rata-rata 5,35% per tahun.

  • Meningkatkan nilai ekspor

Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), ekspor kosmetik Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan, meningkat dari USD 425 juta pada tahun 2021 menjadi USD 770,8 juta pada Januari hingga November 2023. Tingkat pertumbuhan sebesar 28,80 persen terjadi dalam kategori produk kosmetik , dengan skincare sebagai produk ekspor terbesar.

Industri skincare di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat, ditandai dengan peningkatan jumlah perusahaan kosmetik dari 913 pada tahun 2022 menjadi 1.010 pada pertengahan tahun 2023. Karena kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan kulit dan penampilan, permintaan produk skincare lokal meningkat. Penggunaan bahan alami dan label halal juga menjadi nilai tambah konsumen. Secara keseluruhan, pertumbuhan industri perawatan kulit di Indonesia memberikan peluang besar bagi bisnis lokal untuk bersaing di pasar domestik maupun global. Namun, keinginannya untuk melakukan ini bergantung pada kemampuan mereka untuk berinovasi, meningkatkan daya saing, dan memanfaatkan peluang di era modern.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun