Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dunia Penuh dengan Orang-orang yang Lari

10 Mei 2019   21:47 Diperbarui: 12 Mei 2019   04:10 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dunia sedang tidak baik-baik saja. Kalimat itu bisa jadi semakin mendekati benar di dekade sekarang ini. Pasalnya, saat sebagian manusia bisa hidup dengan damai dan baik di satu belahan dunia, sementara di belahan dunia lain ada orang-orang yang harus lari demi mempertahankan hidupnya. 

Lari dalam arti sebenarnya, lari dengan kedua kaki dan tenaga yang mereka miliki, mencerabut diri dari akar, keluarga dan tempat asal demi mempertahankan hela nafas yang dipunya karena berbagai situasi yang memaksa.

Orang-orang ini berlari untuk hidup mereka berlari untuk tetap bisa bernafas di dunia-- Tempat yang justru membuat mereka harus berpindah-pindah mencari tempat yang aman--jika ada, juga suaka serta sejumput dahan harapan demi hidup yang mereka impikan.

Dunia Penuh dengan orang-orang yang lari, dan inilah kisah-kisah mereka yang memperjuangkan hidup:

1. 1000 Mil untuk Selamanya

Yusra Mardini-- Pengungsi Suriah yang berenang demi mencapai pulau Lesbos Yunani (Sumber Gambar Aljazeera)
Yusra Mardini-- Pengungsi Suriah yang berenang demi mencapai pulau Lesbos Yunani (Sumber Gambar Aljazeera)

Pada Agustus 2015 Silam Yusra dan Sarah Mardini, dua bersaudara pengungsi asal Suriah lari meninggalkan rumah mereka di Suriah ke Beirut Lebanon untuk menghindari perang sipil yang sudah berkobar di Suriah selama 4.5 tahun saat itu. Perjalanan berlangsung relatif lancar sampai ia dan satu rombongan tiba di Beirut dengan menggunakan pesawat.
Namun drama dimulai dari Beirut. Tujuan akhir rombongan pengungsi ini adalah pulau Lesbos Yunani, tapi demi menghindari kerumitan imigrasi Yunani dan tidak ada seorang pun dari rombongan pengungsi berjumlah 19 orang itu yang memegang visa Yunani, jadilah mereka memutuskan tidak melanjutkan perjalanan ke Yunani dengan pesawat.

Sebagai gantinya, jalur laut pun ditempuh. Para anggota rombongan pengungsi itu saling mengumpulkan uang secara kolektif yang digunakan untuk membayar penyelundup manusia. Mereka pun berangkat dari perairan Lebanon menuju pulau Lesbos tapi ditengah perjalanan, perahu kecil mereka yang kelebihan muatan itu limbung dan nyaris terbalik! Beruntunglah bagi orang-orang yang bisa berenang, sebelum perahu benar-benar terbalik, mereka yang bisa berenang memutuskan untuk lompat ke Laut; termasuk di antara para perenang itu, dua bersaudara Yusra dan Sarah.

Mereka pun berenang menerjang lautan sejauh 1000 mil dari tempat perahu terbalik, hingga mencapai pulau Lesbos dengan selamat dan kemudian dievakuasi oleh Tim SAR Yunani.

"Itu adalah pengalaman renang paling mengerikan dalam hidupku, tapi saat itu, aku tidak punya waktu untuk takut." Ujar Yusra dalam bahasa Inggris di Vedeo ini.

Berkat kisah dan keberaniaannya Yusra dan Sarah akhirnya terpilih untuk mewakili tim Pengungsi (Refugee Team) di cabang renang putri dalam Olimpiade Rio di Brazil tahun 2016 silam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun