Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahaf Alqunun, Drama Remaja Saudi Mencari Suaka Rumah Kedua

17 Januari 2019   16:10 Diperbarui: 18 Januari 2019   10:48 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahaf Akhirnya diberi Suaka Sementara oleh Kanada, Sumber: Twitter @SophieMcNeill

Apa yang akan kamu lakukan jika keluargamu memaksa kamu menikah dengan seseorang pilihan mereka? Sebagian orang mungkin akan menerima keputusan tersebut demi menyenangkan orangtua dan keluarga, tapi sebagian orang lain mungkin akan mengambil langkah seribu alias lari. 

Lari dari keluarga demi menghindari pernikahan paksa. Itulah yang dilakukan Rahaf Muhammad Mutlaq Alqunun. Remaja 18 tahun asal Arab Saudi melarikan diri dari keluarganya yang abusive dan ingin menikahkan dia dengan lelaki pilihan ayahnya. 

Rahaf yang mengambil kesempatan dalam sebuah liburan keluarga di Kuwait awalnya gadis itu melarikan diri dari Kuwait--tempat dimana keluarganya berlibur dan hendak menuju Australia, namun pelariannya terhenti di Thailand ketika Rahaf menyadari dia tidak punya cukup uang untuk membeli tiket pesawat lanjutan ke Australia untuk keberangkatan esok harinya. Jadilah dia menggelandang di Bandara Thailand hari itu. 

Beruntung dia bertemu dengan seorang Wartawan ABC News, Sophie Mcneill yang kemudian membayarinya menginap di hotel dekat Bandara di Bangkok. Rahaf menceritakan kisahnya pada Sophie, dan wartawan itu membukakan akses ke kemenlu Thailand.

Rahaf Alqunun dengan Drama Pelariannya, (Dok: Capture Twitter)
Rahaf Alqunun dengan Drama Pelariannya, (Dok: Capture Twitter)
Drama Berlanjut

Bukannya memberikan jalan keluar, pihak kemenlu Thailand malah mengatakan akan meninjau keberadaan Rahaf di Thailand dan mengancam secara halus bahwa Thailand akan mendeportasi Rahaf ke Kuwait atau kembali ke Saudi. Sementara Rahaf bilang bahwa dia takut akan dibunuh oleh keluarganya jika kembali ke Kuwait atau Saudi. Mendengar hal itu, pihak Kemenlu Thailand kemudian malah menyita Paspor Rahaf dengan alasan pemeriksaan.

Rahaf yang ketakutan saat itu menanggapi ancaman dan penyitaan paspor tersebut dengan menangis dan mengurung diri di kamar hotelnya dengan ditemani Sophie McNeill untuk memastikan gadis itu baik-baik saja. Rahaf tak kehilangan akal dia menggunakan media sosial twitter untuk mengabarkan kasus dan kondisinya.

Rahaf Alqunun Menggunakan Twitter untuk memberitakan kondisinya selama terancam deportasi di Bangkok Thailand (Capture dari Twitter, @RahafMuhammed
Rahaf Alqunun Menggunakan Twitter untuk memberitakan kondisinya selama terancam deportasi di Bangkok Thailand (Capture dari Twitter, @RahafMuhammed
Rahaf Alqunun Mejelaskan alasan kenapa dia kabur dari Keluarganya, salah satunya karena dijodohkan (Dok: ABC News/ Sophie McNeill)
Rahaf Alqunun Mejelaskan alasan kenapa dia kabur dari Keluarganya, salah satunya karena dijodohkan (Dok: ABC News/ Sophie McNeill)
Dalam waktu singkat cuitan Rahaf menarik perhatian dan menuai reaksi internasional. Sejumlah orang menggalang Hashtag #SaveRahaf dan #RahafAlQunun. Kasus ini sempat menciptakan kehebohan di media sosial twitter pada awal Januari minggu lalu.

Celakanya setelah kasus Rahaf menjadi viral, Ayah Rahaf yang tahu keberadaan dan lokasi putrinya menyusul ke Thailand, namun kemudian lelaki itu diamankan polisi Thailand dengan alasan memukul staf hotel. 

Sang ayah pun dideportasi keesokan paginya tanpa diizinkan bertemu Rahaf. Setelah itu perwakilan UNHCR Thailand datang menemui Rahaf, mengembalikan paspor gadis itu dan mulai memproses kasusnya.

Suaka Antara Australia dan Kanada

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun