Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Agustus dan Kumpulan Kisah Hela Nafas yang Pupus

31 Agustus 2017   09:30 Diperbarui: 7 September 2017   09:37 2223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi the Magdalene.com

Baca kisah selengkapnya di artikel tersebut.

3. Terbunuh

"Di sini, semua serba mahal, kecuali nyawa"
--

Begitu kutipan Agustinus Wibowo dalam bukunya berjudul Selimut Debu yang mendokumentasikan catatan perjalanannya menembus Afganistan. 

Sementara, di Indonesia, seorang penulis lain, Seorang kompasianer bernama Rustian Ansori mendokumentasikan fenomena 'murahnya nyawa' di negeri kita lewat sebuah puisi berjudul terbunuh yang menceritakan seorang laki-laki yang terputus hidupnya karena perkara uang seribu rupiah.

Fiksi tragedi kemanusiaan yang memiriskan hati, tapi merupakan fenomena yang amat mungkin terjadi kala sebagian dari kita gelap mata dan menjadi hakim yang kehilangan hati di jalanan.

"...Rintih hujan semakin deras membasahi tubuh tergeletak.."

Bait selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

**
Membincang mati barangkali bukan hanya perkara surga atau neraka. Barangkali dalam kata berhuruf empat tersebut ada yang lebih dalam dari sekedar meninggalkan dunia fana, tentang proses, kenang yang tertinggal antara liang dan kunang. Tentang ziarah ingatan dan berjuang menghayati sang hidup selama nafas belum pupus. 

Agustus dan deru nafas yang pupus itulah ragam fiksi mati ala Kompasianer. Tentang jalan kembali dan proses akhir berbalut pelajaran dan tragedi yang terurai dalam fiksi.

Salam Kreatif!

*Penulis masih belajar mohon koreksinya :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun