Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memacu Diri Lewat Cara Sederhana, 4 Tanda Cinta Kecil Saya untuk Indonesia

17 Agustus 2017   18:30 Diperbarui: 28 Agustus 2017   19:11 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia. Bumi Nusantara ini kini menapak tangga 72 usia yang cukup matang dengan segala sisinya yang telah dilalui baik hitam maupun putih memori bangsa ini. Indonesia bisa berada di titik sekarang ini tentu atas kontribusi banyak orang di segala bidang, setiap dari kita bisa melakukan sesuatu bagi negeri ini dengan caranya masing-masing, saya percaya setiap dari kita hebat dalam satu hal. Dan keahlian itu akan bertambah, jika terus diasah.

Di usia 72 tahun negeriku, saya hanya anak muda, seorang mahasiswa yang tentu saja  belum banyak berbuat hal besar untuk Indonesia boro-boro berjuang berdarah-darah untuk kemerdekaan Indonesia, bukan! Jelas sudah lewat masanya. Rasanya untuk itu, saya terlambat lahir 72 tahun *Uhuk! :) Tapi saya percaya, setiap dari kita pasti bisa menunjukan rasa cinta bagi Indonesia, meski sekecil-kecilnya.

Dan inilah 4 tanda Cinta Kecil Saya Untuk Indonesia:

1. Belajar Masak Makanan Indonesia

Sebagai perempuan dan anak sulung dalam keluarga, meskipun tidak bisa memasak, saya memacu diri saya untuk belajar memasak, masak makanan Indonesia, tentu saja.--Ya apalagi memang? Terlebih saya pernah menjadi anak kos yang mau tidak mau mengharuskan saya untuk sedikit bisa masak hehehe :) Meski awalnya takut pegang pisau, tapi kalau mau belajar pasti pelan-pelan bisa masak. Saat ini, makanan yang setidaknya bisa saya masak baru sedikit, seperti sayur asem, tempe orek dan tumis kangkung. Ya baru itu, mungkin tapi saya mau terus belajar masak yang lain. Semoga cepat bisa dan rasanya cepat pas di lidah :)

fb-img-1502970689921-59958447e1f9c27001794634.jpg
fb-img-1502970689921-59958447e1f9c27001794634.jpg
2. Tidak Beli Buku Bajakan

Saya suka membaca terutama buku-buku nonfiksi dan memoar bertema perang dan humaniora, untuk itu sebisa mungkin saya menghindari membeli buku bajakan. Karena pembajakan adalah salah satu hal yang bikin rugi Indonesia. Selain itu, kertas dan tinta dari buku bajakan umumnya berkualitas rendah. dan mengotori tangan. Saya pernah sekali waktu membeli buku bajakan yang sudah sulit dicari di toko buku, dan kualitas cetaknya jelek. Sejak itu saya kapok membeli buku bajakan.

3. Menulis dan Tidak melakukan Plagiat

Saya menyukai dunia sastra. Saya suka menulis salah satunya berkat Kompasiana dan saya tahu, salah satu konsekuensi menulis adalah bertangggung jawab. Bertanggung jawab termasuk menghargai karya penulis lain dan tidak melakukan plagiarisme dan selalu berusaha menulis original meski seadanya. Itulah salah satu cara saya mencintai Indonesia karena dengan menulis original meski belum hebat itu lebih tenang dan tidak membuat Indonesia malu karena plagiat.

4. Nonton Film Indonesia

Saya suka Nonton Film dan menurut saya ada satu keunggulan ketika kita menonton film Indonesia adalah kita tidak perlu capek baca. Subtitel dan menebak-nebak artinya, selain itu dengan menonton film Indonesia penonton turut mendukung para sineas dalam negeri.

**
Itulah 4 tanda cinta kecil saya untuk Indonesia beberapa hal kecil yang mungkin tak seberapa tapi saya terus belajar membiasakannya.

**
Itulah sedikit cerita saya, 

kalau kamu punya cerita apa? 

Yuk ditulis biar bisa kita baca sama-sama.

Dirgahayu Ke 72 RI
#AyoNulis
Salam Kreatif!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun