Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menyelamatkan Kompasiana dari Efek Ospek

15 Agustus 2017   10:20 Diperbarui: 3 September 2018   15:29 5177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Juli, Agustus, September merupakan bulan bibit bagi iklim pendidikan di Indonesia, pada bulan-bulan ini banyak peserta didik beralih jenjang, naik tingkat beberapa dari mereka juga menjejak jenjang baru untuk pertama kalinya.

Biasanya, dalam proses alih jenjang baru, ada yang dinamakan masa ospek atau perkenalan peserta didik baru kepada lingkungan pendidikannya. Pada tahap ini, biasanya berbagai tugas yang bersifat perkenalan banyak diberikan dari senior untuk juniornya, dari guru untuk muridnya, dan dari dosen untuk maba-nya.

Salah satu media yang sering digunakan untuk mengerjakan tugas ospek adalah Kompasiana. Pada bulan-bulan Juli, Agustus dan September, banyak tugas ospek atau tugas kuliah bertebaran di Kompasiana. 

Pada preode ini, maba ospek seperti sedang lucu-lucunya, banyak dari mereka tiba-tiba ramai-ramai satu angkatan posting tugas di Kompasiana dalam waktu berdekatan dan judul serta isi tulisan yang nyaris sama antara peserta satu dengan yang lainnya. 

Seringkali ditemukan satu-satunya pembeda di tulisan mereka adalah nama dan digit NIM atau nomer absen. Hal ini tentu menimbulkan kesan dan sensasi tersendiri serta menjadi ladang 'uji sabar' bagi pembaca umum dan tim konten kompasiana. Adalah hal yang menggemaskan membaca tulisan dengan tema yang sama dan tata kalimat yang sama dalam waktu berdekatan dan jumlah yang banyak.

Menyelamatkan Kompasiana dari Efek Ospek, Lalu apa yang sekiranya bisa dilakukan, mungkin beberapa cara ini bisa dicoba:

1. Lomba Tugas Kreatif

Mungkin cara ini bisa menjadi salah satu motivasi peserta ospek untuk belajar nulis dengan gaya pop yang tidak melulu sama.

Tim Kompasiana bisa membuat lomba posting tugas kreatif sesuai dengan kriteria artikel pilihan di Kompasiana. Hal ini bisa memacu para ospekian--cie :) untuk posting tugas yang lebih layak--Tidak sekedar taro tumplek-blek. 

Untuk hadiah bagi postingan terpilih? Tidak usah terlalu wah cukup yang sekedar bisa memotivasi. Misalnya Flasdisk atau paket alat tulis esklusif dari Kompasiana. Sepertinya itu cukup berguna bagi pelajar dan mahasiswa. Karena kadang mereka bukan tidak bisa menulis dengan layak, tetapi kurangnya motivasi untuk melakukan lebih dari yang diminta dosen/guru/seniornya.

Adanya perinsip yang penting tugas kelar, tidak peduli hasilnya bagaimana. Kebiasaan para ospekian yang seperti ini bisa jadi merugikan tidak hanya untuk mereka, tapi juga untuk Kompasiana sebagai platform blog terbuka yang memang tidak mungkin menolak atau membendung konten yang masuk sebelum moderasi. Untuk itu kebiasaan posting tugas ospek ini perlu disiasati dengan halus salah satunya dengan lomba khusus di bulan-bulan ospek. Cara ini juga membantu untuk sosialisasi Kompasiana secara mandiri kepada para ospekian--minimal mereka akan mau baca dan melihat seperti apa kriteria tulisan di Kompasiana sebelum memposting tugasnya.

2. Online Grup Mentoring

Dengan cara ini, admin bisa membuat berita admin di Kompasiana untuk mengumpulkan para peserta yang posting tugas ospek atau tugas kuliahnya di Kompasiana.

Mungkin para tugaser--cie :) bisa dikumpulkan dalam sebuah grup WA dimana admin mengajari caranya 'menulis layak' di Kompasiana. Materi seperti ini berguna untuk panduan para tugaser supaya tidak membanjiri Kompasiana dengan 'tugas dudidam' yang  isinya nyaris sama.
Jika admin Kompasiana dirasa terlalu repot untuk melakukan cara itu, mintalah beberapa Kompasianer yang dirasa potensial untuk melakukannya--memberikan mentoring singkat kepada para ospekian mengenai tulis-menulis di Kompasiana. Dengan terlebih dahulu materi diarahkan admin.

Saya yakin, akan banyak kompasianer potensial yang mau melakukannya kalau diminta secara resmi dan jelas strukturnya. Bahkan tanpa dibayar pun.-- Cukup dicatat sebagai portofolio. Hehehe :)

3. Buat Kanal Pelajar/Mahasiswa!

Mungkin ini akan sedikit menambah pekerjaan tim IT Kompasiana, tapi cara ini bisa juga dicoba. Buat kanal Pelajar/ Mahasiswa yang terpisah dari kanal Muda. Ini bisa berguna supaya tugas-tugas ospek yang diposting para ospekian bisa dilokalisir di satu kanal dan tidak bertebaran memenuhi banyak kanal. Kalau istilah gampangnya: biar tumplek-blek disitu. Kecuali admin memasukannya ke artikel pilihan.

Untuk dinamikanya setiap bulan, Admin konten bisa memilih satu atau lebih artikel dari Kompasianer mahasiswa atau pelajar yang dianggap layak dijadikan role model di rubrik tersebut. Artikelnya bisa berbentuk non tugas.

**

Kompasiana selama sewindu perjalanannya memang telah dan terus berkembang dengan segala cara dan proses adaptasi yang tak luput dari berbagai fenomena sebagai platform blog terbuka. Salah satunya fenomena tugas ospek dengan segala sisinya.

**
Menyelamatkan Kompasiana dari Efek Ospek, sekaligus memancing bibit penulis muda, mungkin tiga cara tadi bisa dicoba.

Semoga Bermanfaat!
Salam Kreatif!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun