Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Plagiarisme Dunia Maya: Menolak atau Maklum, Itu Pilihan

2 Juli 2017   11:56 Diperbarui: 3 Juli 2017   14:08 1264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika punya minat menulis tapi tidak bisa menulis maka belajarlah, di zaman sekarang ini, sarana untuk belajar menulis semakin banyak-- bahkan yang bisa diakses secara gratis, selamanya hanya bermodal koneksi internet. Jika tidak mengerti etika penulisan cobalah bertanya.

Akan banyak yang menjelaskan padamu. Atau gunakan akun medsosmu selayaknya fungsinya. Bersosial. Followlah banyak akun penulis yang sudah punya karya. Itu gunanya twitter, facebook dan instagram punya tombol follow, salah satunya menghubungkan orang yang punya minat sama, dan di era media sosial seperti sekarang, banyak penulis yang semakin membuka diri terhadap pembaca, jangan sungkan bertanya, sepanjang soal penulisan, kebanyakan pertanyaanmu pasti akan dijawab tapi sapalah dengan sopan tentu saja.

**
Banyak sarana untuk belajar menulis jika mau, itulah kenapa plagiarisme baik di dunia nyata ataupun maya untuk saya tidak bisa dimaklumi. Semuda apapun usia si pelaku. Melakukan plagiat sekali lalu minta maaf itu masih dapat dipahami, tapi jika seseorang melakukan plagiat berkali-kali untuk kemudian minta maaf lagi itu namanya ngeyel dan kebiasaan--Yang tentu saja tidak baik dibiasakan. Dan untuk saya jika seorang ketahuan melakukan plagiat baik di dunia nyata ataupun maya, kemudian dibully akibat perbuatan memalukan itu, hal itu adalah salah dia sendiri. Bukannya saya membenarkan tindakan bullying, tidak tapi siapa suruh plagiat?

**

Di sisi lain, bagi sebagian orang, plagiarisme dunia maya pun masih berada di wilayah yang abu-abu dalam perspektif masing-masing. Tidak ada pandangan yang bisa dipaksakan sama dalam semua hal. Sampai kapanpun, para pemaklum plagiarisme dunia maya akan tetap memaklumi plagiarisme dunia maya dengan alasannya masing-masing--toh bangsa kita memang bangsa pemaaf sejak dulu. dan banyak aturan di negeri ini yang masih abu-abu, termasuk soal literasi yang berada dalam fokus ke sekian di ranah pendidikan Indonesia.

**
Begitupun para penolak plagiarisme, sampai kapanpun akan tetap menolak plagiarisme dengan dalih apapun.

Pada akhirnya menolak atau memaklumi tindakan plagiarisme di dunia maya adalah pilihan bagi setiap orang, tak ada satu sudut pandang pun yang bisa dipaksakan. Pada akhirnya segala perbedaan tetap akan jadi corak dalam dunia yang tak selalu bisa diseragamkan.

Salam Kreatif!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun