[caption caption="Ilustrasi By @Shequates"][/caption]
Di,
Kisahkan kepadaku perihal waktu
Kaubilang ia fana
Yang abadi adalah kita
Bisakah kita bekukan waktu dalam sebuah buku?
Semua tentangmu, seperti biasa, tentu saja; Kala sumbu rasa Mengeja manusia
Bab Pertama:
Kamu adalah nyata; senyata-nyatanya rekata bermandi cahaya, selayang pandang bening gelas kaca
Bab Kedua:
Ada yang menyelinap pergi sementara;
Entah satu babak dua episode atau tiga musim,
Raib rimbanya..
Adakah sembunyi di balik akar buah Palma?
Bab Tiga:
Ternyata memang
Aksara lebih sabar dari manusia
Kau dan puisi
Kau dan hujan
Kau dan bulan
Benar katamu;
Tak ada yang lebih tabah dari Hujan Bulan Juni..
Hujan Bulan Juni tak pernah
Pecahkan gelas kaca ke bawah tanah
Bab Empat:
Kau entah, dan aku berantah
Sisa puing-puing kaca
Yang mengetuk-ngetuk jendela
Di Beranda
Bab Lima:
Kita adalah melankoli pada tepi lembah
Mengurai langkah satu demi satu
Hingga menjadi purba dalam buku waktu dan sekapur sajak,
Pada rinai butiran kias;
Ada penunjuk arah yang tak tuntas tugas,
Ada juga pencari yang diam-diam ia lepas
Sebelum pergi lekas-lekas.
Â