Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pagi Gerimis: Slaksa Rasa Desa dan Perempuan yang Berdamai dengan Hujan

3 Februari 2017   10:34 Diperbarui: 4 Februari 2017   12:08 1774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti langit berdamai dengan awan hitam yang pada akhirnya menurunkan rinai gerimis pada waktu pagi, kala hujan berbagi tempat dengan matahari.

**
Semua dalam hidup ada porsinya dan melebihi tercerabut dari akar rumput, pekerjaan paling berat sehabis menjaga ialah merelakan. Setelahnya urusanmu bertahan!

Pada akhirnya setiap tokoh dalam novel ini harus merelakan satu hal tercabut dari diri mereka sebagai konsekuensi. Lebih dari itu, dari setiap tokohnya, pembaca diajak untuk belajar dari kegetiran. Bahwa apapun yang terjadi dalam hidup, yang paling berharga adalah hidup itu sendiri.

**
Membaca pagi gerimis barangkali adalah belajar berdamai dengan hujan, mensiasati keadaan dan bertahan meski tak semua mimpi dapat diraih. Novel ini menyajikan gambaran kehidupan desa, membuka cakrawala bahwa desa dan pedalaman yang jarang dilirik bisa diramu menjadi ide cerita menarik dengan akhir tak terduga; mengejutkan sekaligus gambaran perubahan.

Cerita dewasa yang menyajikan pemaknaan yang juga dewasa untuk pembaca. Sebaiknya novel ini dibaca oleh pembaca yang memang cukup umur. Cerita dalam novel ini otentik asli Indonesia dengan akhir tak biasa, yang dengan membacanya, kita bisa tahu satu hal; wanita yang terluka bisa menjadi sangat berbahaya.

Mungkin kisah dalam novel ini akan dilanjutkan penulisnya (?) :)

Salam Kreatif!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun