Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Catatan Tepi] Hal-hal yang Diluputkan dalam (Kebanyakan) Sinetron Kita

24 Januari 2017   14:38 Diperbarui: 24 Januari 2017   18:38 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan Perempuan Berlutut Dalam Sinetron Catatan Hati Seorang Istri yang pernah tayang di RCTI Dok Arsip KPI)

Sinetron dibuat sebagai produk hiburan. Kisah-kisah yang disajikan dalam drama khas televisi ini biasanya menyasar segmentasi kaum Hawa dengan kisah-kisah menguras air mata yang sekaligus diharapkan atau dipaksakan menjadi hiburan di tengah padatnya aktivitas sehari-hari. Potret layar sinetron Indonesia umumnya berkutat pada jalan cerita dan hal yang itu-itu saja; cinta, pacaran, perselingkuhan, rebutan pacar, rebutan warisan, anak tiri disiksa, jerat hutang, kemiskinan, dan selalu hal-hal semacam itu.

Jarang ada ide baru dan segar yang diangkat ke layar kaca. Miskinnya proses kreatif, adanya sistem kejar tayang, serta persaingan dalam keseragaman tema membuat banyak sinetron Indonesia dewasa ini alih-alih menghibur, justru meluputkan beberapa hal dalam jalan cerita yang diusung.

Apa saja hal-hal yang sering diluputkan dalam sinetron kita? Inilah sebagian di antaranya.

1. Akal Sehat

Akal sehat sepertinya telah lama mati atau sengaja dibiarkan mati dalam sinetron kita. Baru-baru ini dalam sebuah sinetron Surga yang Kedua yang sedang tayang di SCTV beredar vedeo boneka Hello Kitty yang direbus di panci yang membuat panik sebuah keluarga-- seluruh anggota keluarga dalam sinetron itu menangis dan panik. Nah yang tak masuk di akal: untuk apa boneka direbus dan sebegitu paniknya sebuah keluarga melihat boneka itu direbus.

Contoh lain, pernah lihat adegan sinetron orang yang akan tertabrak mobil? Bukannya lari selamatkan diri, orang itu malah berteriak sekerasnya, padahal jarak mobil masih jauh. Cari celaka? Adegan dramatis sekaligus melumpuhkan akal sehat yang banyak ditemui di sinetron kita. Belum lagi ada sinetron bergenre kolosal yang dibuat dengan setengah matang dengan elemen naga terbang dan kuda terbang, tapi berlatar tempat di kota dan berlatar waktu kekinian.

Naga terbang di kota (Indosiar: Dok Arsip KPI Pusat)
Naga terbang di kota (Indosiar: Dok Arsip KPI Pusat)
2. Proses

Untuk menuju keberhasilan ada prosesnya. Untuk menjadi kaya, ada prosesnya. Pun untuk jatuh cinta juga ada prosesnya. Tapi dalam kebanyakan sinetron kita di Indonesia ini, proses itu diluputkan. Seringkali pada jalan cerita sinetron, menjadi kaya begitu mudah. Seseorang bisa menang lotre atau menemukan harta karun dadakan. Bahkan, pada sinetron Khanza yang pernah tayang di RCTI, seorang kondektur bus bisa diangkat menjadi direktur secara tiba-tiba karena diketahui dia mendapat warisan.

Pun sama untuk urusan cinta. Jatuh cinta di dalam sinetron begitu mudahnya dan tanpa proses. Seorang cowok bisa jatuh cinta dengan cewek yang ditemuinya di dalam mall, kenalan kemudian pacaran dengan pendekatan singkat, lalu menikah. Kebanyakan sinetron kekinian kita seperti itu; meluputkan proses hingga terkesan menjual mimpi. Padahal, di dunia nyata yang normal semua pencapaian dalam hidup pasti ada prosesnya.

Celakanya gaya hidup tanpa proses ala sinetron tersebut sekarang mulai banyak menjangkiti masyarakat kita. Padahal, tentu saja kehidupan nyata tidak seindah dan semudah kisah dalam sinetron.

3. Kompleksitas Manusia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun