Manis,
Suara serak basah Mariah Carey lembut menembangkan Through The Rain di radio, sayup-sayup merambati telinga lewat earphone kecil yang saya sambungkan ke ponsel. Ah di luar hujan turun, hujan pertama Januari yang selalu sama mengingatkan tentangmu.
Manis,
Melewati butiran hujan, kamu sudah sering kan? Pakai payung tentunya, tapi pernahkah kamu berfikir menerobos hujan tanpa payung pengaman itu? menerjangnyanya langsung dengan kaki, tangan dan tubuhmu, untuk sekejap memberikan keseluruhan dirimu beserta hiasannya pada air. Sebentar saja, tak perlu lama-lama, nanti kamu kedinginan.
Manis,
Sebenarnya kamu tak perlu takut dingin, apa pasal, terkadang dunia memang begitu, tak selalu menyediakan sup hangat di meja makan, tapi kalau kamu mau belajar caranya mengakrabi api, kelak kamu akan terbiasa menggunakan api sebagai penghangat.
Manis,
Menjadi terluka memang bukan pilihan kita, kadang luka datang tiba-tiba, lihat anak kecil yang sedang belajar naik sepeda, mereka tak pernah pikir jatuh dan luka yang ada, jika sudah bisa nanti, ia bebas main ke mana-mana, tapi jika anak itu jatuh, apa dia yang menyegaja jatuh? tentu tidak.
Manis,
Seperti hujan yang jatuh yang diatur Tuhan menyetubuhi bumi dan rahim pohon, kau air salju. Sisa Desember di tepian Januari yang masih dini. Masih terlalu pagi sebelum akar mati menampi banjir akibat tak bisa membendungmu pergi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H