Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kilas Balik Tragedi Tsunami di Tanah Serambi dalam Catatan Kompasianer

26 Desember 2016   02:15 Diperbarui: 26 Desember 2018   15:25 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Saat Tragedi Tsunami melanda Aceh 12 Tahun Silam Foto: Metrotvnews.com (Dok Arsip KPI Pusat)

Berawal dari keingintahuan yang mendalam tentang kisah-kisah di balik bencana Tsunami Aceh, Rinta Wulandarimenggali ragam kisah orang-orang terdekatnya tentang memori mereka terkait gempa besar tersebut. Dari hasil pencarian Rinta terkumpul 9 kisah yang terpecah belah tentang Tsunami. Dalam narasi yang mengalir, Rinta menjahit kisah-kisah pecah belah tersebut hingga menjadi satu gambaran utuh situasi dan kondisi ketika Tsunami Aceh terjadi. Kepanikan di mana-mana, pikiran semata tertuju mengingat Tuhan dan orang-orang tersayang.

Rinta memulai "Menjahit" kisah-kisah tersebut dari kisah keluarganya sendiri. Atas kuasa Tuhan, seluruh anggota keluarga Rinta yang bermukim di Banda Aceh selamat meski tak juga luput dari kepanikan. Pasalnya keponakan Rinta yang masih kecil sempat hilang dan akhirnya ditemukan kembali dalam kondisi selamat.

Ada lagi kisah teman kerja Rinta yang saat bencana Tsunami terjadi, air bah membawanya hingga tersangkut di pohon, sebelum akhirnya diselamatkan Tim SAR.

Artikel yang menarik. Masih ada 7 kisah lain yang bisa dibaca terangkum dalam artikel Rinta. Untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

**
12 tahun telah berlalu semenjak bencana dahsyat itu. Perlahan tapi pasti, Aceh menata kembali wajahnya, belajar menyembuhkan luka, meski duka akibat kehilangan banyak hal tak pernah sepenuhnya enyah, tapi harapan tetap ada mewarna bumi Aceh Raya.

**
Untuk Aceh yang terus belajar pulih dari lukanya, untuk Indonesia yang sedang berproses mengambil pelajaran dari berbagai bencana, kilas balik Tsunami di Tanah Serambi dalam catatan dan ingatan Kompasianer, itulah intisarinya.

**
Kita memang perlu mencatat peristiwa dan merawat ingatan untuk mengambil pelajaran agar lebih sigap hingga tak lagi terulang bencana yang membawa duka. Namun kita juga tak boleh lupa bahwa bangkit dan bergerak maju adalah keharusan sebab masih ada jalan panjang di masa depan.

Salam Kompasiana!

*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)

*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun