' [caption caption="Ilustrasi. Www.kidnesia.com"][/caption]
Tidak ada orang yang sukarela ingin menjadi pengungsi, tercerabut dari tempat asalnya karena suatu bencana, perang atau wabah. Sayangnya ada saja kondisi tertentu yang kemudian memaksa orang untuk mengungsi, keluar kota, bahkan keluar negeri, tak jarang mereka para pungungsi harus tinggal di negara baru untuk selamanya, beradaptasi membangun kehidupan yang baru pula.
Dari kehidupan baru para pengungsi ada banyak kisah yang terjadi, ada yang gagal beradaptasi, namun adapula yang sukses dan berprestasi meski menyandang status sebagai pengungsi. Ragam kisah itu terpublikasi dalam berbagai bentuk, salah satunya tulisan yang menyebar di berbagai media, termasuk di media warga Kompasiana, sejumlah tulisan Kompasianer merekam bahwa ada orang-orang yang meski berstatus pengungsi, namun tetap mampu berprestasi. Tak hanya mengangkat nama tempat tinggal mereka yang baru, tapi juga tempat asalnya.
Pengungsi berprestasi dalam catatan Kompasianer, inilah intisarinya:
1. Pertama dalam Sejarah, Pengungsi Tampil di Olimpiade 2016
Amatan menarik dipaparkan Venus Gazer EP terkait adanya kontingen atlet pengungsi dari sejumlah negara yang tampil di olimpiade Rio 2016. Mereka, pengungsi dari berbagai negara disatukan dalam sebuah tim.
"Kontingen ini disebut 'Tim Pengungsi' (Refugee Olympic Team) karena para atletnya adalah para pengungsi". Urai Venus.
[caption caption="Tim pengungsi di olimpiade Rio 2016 Foto: Dailymil "]
Tim pengungsi tersebut diwakili oleh 10 orang atlet, Sejumlah pengungsi yang tergabung dalam tim tersebut memiliki ceritanya sendiri seperti atlet renang pengusi asal Suriah Yusra Mardini (18).Bersama kakaknya, Sarah, keduanya adalah atlet Suriah yang sangat bersinar sebelum perang menghancurkan segalanya. Yusra pernah mewakili Suriah dalam kompetisi renang tingkat dunia pada tahun 2012.
Tahun lalu, dua kakak beradik ini bersama sekitar 20 orang meninggalkan Suriah lewat jalur laut menggunakan perahu kecil. Di tengah perjalanan perahu yang mereka naiki kemasukan air.
Malangnya sebagian besar dari pengungsi tidak bisa berenang. Lewat aksi heroik, Yusra dan Sarah turun ke air lalu berenang dan memandu perahu tersebut menuju Pulau Lesbos Yunani. Dari Yunani kemudian bersama pengungsi lain berjalan kaki melewati Macedonia, Serbia dan Hungaria. Hingga akhirnya mereka berdua sampai di Jerman. Tulis Venus dalam artikelnya.
[caption caption="Yusra Mardani Atlet Renang Pengungsi asal suriah Foto Replubika"]