Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

RIP Intan, Apa yang Tersisa?

15 November 2016   06:58 Diperbarui: 15 November 2016   11:11 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teror bisa muncul dalam bentuk apapun dari penjahat, bisa juga dari kaum elite. Pemimpin, politisi dan pejabat tampaknya telah gagal menyelenggarakan komunikasi politik, baik di antara mereka sendiri maupun antara mereka dengan rakyatnya. Ini harus menjadi alaram bersama. Tegas Yusran.

"Selamat jalan Olivia sayang. Maafkan kami tak mampu melindungimu. Berbahagialah nak, Tuhan menemanimu bermain di surgaNya". Tulis Yusran.

Kata maaf pilu yang mewakili nyaris seluruh bangsa Indonesia.

3.Intan dan Kebodohan yang Dirawat

Ayu Adriyanimerefleksi kepergian Intan Olivia dengan mengingat sebuah film yang belum lama ini Ayu tonton, judulnya Echoes of War.

Film tersebut mengisahkan tentang seorang veteran perang bernama Wade yang berharap mendapatkan kedamaian saat kembali ke rumahnya. Namun diluar dugaannya, Wade justru tak benar-benar bisa menghilangkan ingatannya tentang masa lalunya, ia justru kembali terlibat konflik dengan keluarganya dan tetangga yang kerap mengganggunya.

Menurut Ayu, ada persamaan antara film Echoes War dengan kepergian Intan yang teragis. Keduanya sama-sama menunjukan bahwa kebencian yang tidak berkesudahan adalah kebodohan yang dirawat. Hasilnya? Air mata, darah, dan nisan.

**
Cukup Intan --permata kecil di SurgaNya yang menjadi korban terakhir kebiadaban atas nama agama di Indonesia. Semoga jangan ada lagi alasan agama yang dipakai untuk menghilangkan nyawa manusia. Karena tak ada satupun agama yang mengajarkan untuk membuat kekacauan, sebab membunuh mahluk tak berdosa bukanlah nilai keluhuran Tuhan. Karena sejatinya korban satu nyawa saja sudah terlalu banyak.
**

#RIPIntan

Semoga kedepan akal sehat tak lagi kalah oleh kebodohan, penistaan dan kebiadaban, semoga kesadaran akan Tuhan menjadikan jiwa bercahaya, dan semoga Indonesia seutuhnya bisa mengambil pelajaran.

[caption caption="Intan Olivia (2) Balita Korban Lemparan bom di gereja oikiname Samarinda meningggal dunia setelah kritis di rumah sakit Foto kompas.com)"]

[/caption]

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)
*Tulisan sejenis lainnya bisa dibaca dalam tag Intisari.

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun