Seiring perkembangan dunia digtal, kehadiran media sosial menjamur di tengah masyarakat informasi, arus informasi berkembang cepat dengan adanya internet Jaringan temuan Leonard Kleinrock ini telah membawa manusia pada peradaban selancar dan memperkenalkan istilah baru; ruang maya untuk menunjuk aktivitas yang terjadi dengan perantara layar dan koneksi internet.
Kemunculan dunia maya menghasilkan berbagai prodak di kemudian hari, mulai dari toko online hingga media sosial. Kehadiran media sosial menjamur di tengah masyarakat informasi, media sosial masa kini telah menjadi sebuah ruang yang menampung beragam kepentingan mulai dari sekedar hiburan, bisnis hingga eksistensi. Berbagai topik tumpah ruah memenuhi ruang maya, berbagai topik yang memancing beragam sikap dari warga dunia maya atau yang tenar disebut netizen.
Sayangnya, tak jarang adanya media soaial di ruang maya menimbulkan perdebatan, ada pihak-pihak yang dengan sengaja memanfaatkan dunia maya untuk melempar bola panas yang kemudian berefek di dunia nyata, menggalang provokasi yang menimbulkan keresahan dan sentimen, jika sudah begini media sosial menjadi kalajengking ditengah arus informasi, mencabik dan meracuni.
Guys.. Please join wisely, bahasa menunjukan kualitasmu. Sebaiknya hindari kebiasaan ini di sosial media:
1. Membinatangkan Orang
Tidak ada orang yang suka dihina, apalagi dikata-katai tanpa tahu masalah yang dibahas. Sayangnya fenomena ini makin marak di sosial media seperti twitter dan thumbler, terutama untuk topik-topik politik, kadang ada sejumlah akun 'penarik' atau yang tenar disebut buzzer yang melancarkan 'jurus binatang' demi mengangkat citra jagoannya atau menjatuhkan lawan.
Mereka mengata-ngatai orang yang tidak mereka kenal dengan menyebut binatang pemakan pisang atau binatang yang menggonggong, lucunya seringkali topik yang mereka sasar tidak nyambung dengan postingan orang yang mereka hina. Duh.. Kalau sudah begini, bukannya menarik simpati, akun-akun buzzer amatir semacam itu justru memancing antipati.
Nah, sebaiknya hindari menjadi buzzer amatir yang suka membinatangkan orang, dan jika kamu sedang jadi korban, jangan sampai terpancing mendidih, malu. Karena pro-kontra terhadap suatu hal itu wajar dan pasti ada, seorang buzzer profesional pasti sudah lama mencoret jauh-jauh 'jurus binatang' semacam itu. Buzzer profesional punya cara lebih lembut untuk menggalang dan menjaring massa.
2. Latah Share
Di era media sosial, jari menjadi ujung tombak eksekusi, satu postingan yang kita bagikan akan menyebar sedemikian cepatnya, kelihatannya kecil memang cuma dengan satu klik, tapi dampak dari satu klik yang kamu sebar itu bisa jadi luar biasa kalau banyak orang melakukan hal yang sama. So jangan latah, sebelum menyebar suatu konten, pikirkan dulu dampak dan manfaatnya bagi pembaca.
3. Bertengkar di Sosmed