Selama beberapa detik mobil melaju dengan tubuh Daniel tetap bergelantungan di pintu yang berayun-ayun, sebelum sopir menghentikan mobil itu. Karena mobil tidak ber-AC, kaca jendelanya terbuka, jadi Daniel bisa bergelantungan di jendela itu.
"Seandainya waktu itu kaca jendela mobil dalam keadaan tertutup, tentu saya tidak punya tempat untuk bergelantungan di pintu mobil itu, dan sudah pasti saya jatuh terjerambab ke jalanan, rasanya ngeri dan nyaris mati". Urai Daniel
Lalu kejadian kedua terjadi beberapa tahun lalu di Surabaya saat acara keluarga di rumah adiknya, setelah acara selesai, Daniel membawa barang hendak dimasukkan ke dalam bagasi mobil sedan miliknya yang sedang diparkir.
Saat itu Daniel sedang menuju ke belakang mobil sedan itu untuk membuka bagasinya. Saat Daniel sudah sampai di samping bagasi, sesaat hanya sekitar 3 detik ia akan tiba di belakang mobilnya, tiba-tiba “brak!”, mobil Kijang yang berada persis di belakang sedan milik Daniel itu “meloncat” ke depan, menabrak bagian belakang Sedan itu. Saking kerasnya, sampai mobil Daniel terdorong ke depan.
Rupanya ada keponakan Daniel yang menstarter Kijang itu, sedangkan posisi persnelingnya dalam posisi gigi satu. Sehingga ketika distarter mobil itu langsung meloncat ke depan.
Untunglah Daniel belum sampai membuka bagasi Sedan miliknya.
Kejadian yang ketiga, Minggu siang, 12 Juni 2011. Selesai ibadah Minggu di gereja, Daniel sekeluarga berkunjung ke rumah neneknya. Dua ART Daniel ikut. Rumah Daniel dalam keadaan kosong dan ternyata disatroni maling.
Apa yang terjadi selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.
Tiga kali nyaris dijemput maut, membuat Daniel merenung,
"Dengan kejadian-kejadian yang menimpa saya itu, berarti Tuhan sayang saya, syukur," tulis Daniel.
Pengalaman yang menegangkan dan menggugah.