Namanya Dimas Kanjeng Taat Pribadi, profesinya Kiyayi, pengikutnya belasan ribu santri yang mengaji ilmu sakti (katanya) Sungguh gambaran yang indah sekali. Tapi..
Mas Dimas,
Guru selayaknya digugu dengan laku yang pantas ditiru, nah ini. Guru masa gitu.. Mengaku-ngaku bisa menggandakan uang hingga belasan ribu santri tertipu, gak malu, Mas Dimas? Jadi Guru bukannya mengajar malah kurang ajar.
Mas Dimas,
Kanjeng Taat Pribadi, itu nama yang indah sekali. Terasa kedalaman doa orangtua di sana, ada ketaatan yang mereka harapkan di sana, Taat yang berarti takut akan Tuhan, minimal untuk diri sendiri.
Tapi, Mas Dimas..
Taat Pribadi masa gitu?
Taat pada Tuhan atau Hantu?
Jadi Kiyayi, bukannya menuntun orang pada ketaatan malah menipu, membawa agama dan embel-embel Guru. Malu! Uang Santri ditelan telan dengan dalih memupuk keikhlasan. Dikemanakan, Mas? Agama apapun sebutannya bukan dihadirkan untuk menipu manusia, Mas Dimas tahu itu kan? Kenapa masih dilakukan?
Mas Dimas,
Duh! parahnya masih banyak juga orang yang percaya dan membela habis-habisan meski apa yang dilakukan "Sang Kiyayi" amat sulit diterima pikiran. Toh Nabi saja dalam ajaran agama mencontohkan cari uang dengan kerja.
Nah ini apa? Menyantri untuk menggandakan uang dan ironisnya Padepokan itu sudah praktek tahunan.
Duh Indonesiaku,
Betapa mudah "Mengaku Guru" di pangkuanmu, cukup modal sorban dan seni merayu!
Dimas Taat Pribadi,
Potret ketika sebutan Guru Spiritual menjadi anomali, bahkan kepada mereka yang berpendidikan tinggi ikut terjerat khayalan tingkat tinggi, Ironi!
Salam Kreatif!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H