Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Serba-Serbi Sekolah Dasar di 4 Negara dalam Catatan Kompasianer

12 Agustus 2016   16:10 Diperbarui: 13 Agustus 2016   08:29 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan fasilitas dan kualitas guru yang sama di setiap Sekolah Dasar, maka mutu siswa dapat dikatakan 'sama'. Kurikulum pendidikan Sekolah Dasar di Jepang dan di Indonesia jauh berbeda.

Untuk siswa SD kelas 1-3, bobot kegiatan olahraga sangat besar, hampir tiap hari anak didik diberikan mata pelajaran tersebut. Kegiatan akademiknya berlangsung dari pukul 8 pagi sampai 3 sore dengan diselingi istirahat dan makan siang bersama. Tidak nampak adanya kantin dan jajanan kaki lima dipinggir luar pagar, Papar Tori.

Hal yang membedakan lagi yaitu masalah penanganan anak setelah pulang sekolah jam 3 sore yang kedua orang tuanya bekerja sampai jam 5 sore lebih seperti halnya saya. Masalah seperti ini ternyata pihak sekolah atau formalnya pemerintah menyediakan suatu tempat dalam bentuk gedung yang ada di dalam komplek sekolah dinamakan "gakudo" atau tempat bermain dan belajar di dalam sekolah pada jam luar sekolah.

Anak-anak yang berada di gakudo ini akan pulang sendiri atau dijemput orang tuanya pada jam yang orang tuanya bisa dan inginkan. Walaupun disediakan fasilitas seperti ini tapi pihak orang tua murid harus membayar tersendiri terutama untuk biaya makan dan pengasuh-pengasuhnya, lanjutnya. Artikel yang menarik, ulasan selengkapnya bisa dibaca di artikel tersebut.

2. Membaca Bukan Sekedar "ABC" ala SD di Australia

Memiliki Anak yang duduk di bangku kelas 2 SD dan sedang bersekolah di Negeri Kangguru membuat Mariam Umm jadi tahu, kalau setiap hari Kamis di sekolah anaknya adalah Libary Day, pada kegiatan Libary Day, dengan ditemani wali kelas masing masing, siswa diijinkan meminjam buku sesuai tingkat kemampuan baca mereka, kelas KG--Tk nol besar-- sampai kelas Enam yang akan dibeda bedakan jenis buku bacaanya. [caption caption="Pelajaran baca Ala SD di Australia (Dok Mariam Umm)"]

[/caption]

Apa membuat kegiatan ini menarik adalah motto yang diberikan sekolah untuk library day yaitu "Membaca bukan sekedar abc" Lebih lanjut, wanita yang biasa disapa Sisi itu menguraikan mekanisme kegiatan Libary Day yang berlaku di sekolah anaknya, mekanisme kegiatan sesuai mottonya adalah seperti ini:

★ Siswa akan meminjam satu buku yang mereka sukai selama satu minggu. Dari buku yang mereka pinjam itu, siswa tidak hanya diwajibkan membacanya, tetapi saat buku tersebut selesai mereka baca, siswa diwajibkan menuliskan tentang buku yang mereka baca itu dengan bahasa mereka sendiri, ini seperti membuat ringkasan cerita versi siswa. Reading comprehension istilahnya.

★ Setelahnya siswa juga diminta menuliskan kata baru atau kata yang tidak mereka mengerti, biasanya saat kita membaca satu buku,kita akan bertemu kata yang tidak kita mengerti bukan? disinilah siswa diwajibkan menuliskan kata baru yang mereka temukan tersebut, melihat artinya dikamus, kemudian membuat kalimat dengan menggunakan kata baru tersebut, masing masing 5 kalimat perkata baru.

★ Saat siswa mampu membuat ringkasan cerita dari buku yang mereka baca tersebut, serta mampu membuat kalimat dengan menggunakan kata baru yang mereka temui saat membaca satu buku, siswa dianggap sudah selesai membaca buku tersebut, DONE! dan diijinkan meminjam buku yang lainnya.

★ Jika siswa belum bisa membuat ringkasan cerita dan tidak mampu membuat kalimat dengan kata baru yang mereka temukan, maka buku yang sama akan tetap dipinjam lagi oleh siswa seminggu kedepan, karena siswa dianggap belum mengerti akan buku yang mereka baca.
Paparan yang edukatif dan menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun