Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pada Setangkai Bunga di Musim Puasa

4 Agustus 2016   11:18 Diperbarui: 4 Agustus 2016   19:44 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Antara sakit dan puasa setidaknya ada tiga hal yang sama: tentang sabar, menahan dan keindahan di akhir. Ya Day, jika puasa berakhir dengan pahala, serupa itu sebuah sakit akan berakhir dengan kesembuhan. Kesembuhan yang tak kambuh lagi seperti yang diajarkan dalam doa kepada sang pemilik semesta. Kesembuhan itu indah Day, dan kamu akan mendapatkan keindahan itu, segera, semoga secepatnya ya.

Dahayu,

Setiap dari kita pasti akan disembuhkan dan diteduhkan dari apa pun yang membelit, tapi pemulihan itu ada prosesnya, perlahan. Semua akan baik-baik saja. Begitu janjiNya dan kamu hanya perlu percaya. Yakin, usaha, sampai, Day. Sampai sembuh. dan.. Memang kamu harus bertahan dan menahan, kan lagi puasa.

Dahayu,

Barangkali Sang pemilik bunga sedang memberimu musim puasa dan seperti setiap musim yang diizinkan-Nya terjadi, tak pernah ada yang abadi, Day. Akan ada saatnya kamu berbuka dan membuka, akan tiba hari kemenangan, saat kamu sepenuhnya dipulihkan dan semoga sudah dekat harinya. Semangat dan selamat menjalani musim puasa, Day, kamu akan menjadi bunga yang lebih indah nanti, sedikit lagi.

Dahayu,

Mungkin cerita ini terlalu berat untuk rentang usiamu, maaf ya, tapi pada waktunya kamu akan membaca dan mengerti. Atau coba tanya Ibumu, dia piawai menerjemahkan tulisan. Aku pun banyak mengambil pelajaran darinya dan dari sekitar.

Ya Day, Semua orang memang harus pandai-pandai mengambil pelajaran dari apa pun dan kamu juga pasti bisa dengan semangat dan rasa ingin tahu yang kamu punya. Sekarang penasaran kah kamu pada warna baju yang dipakai Ibumu? Penasarankah kamu berapa buah makaroni panggang yang hari ini dimasak Ibu? Makanya ayo buka mata dan lihat sendiri.

Dahayu,

Rasa penasaran itu warnanya hidup. Coba saja kamu tengok bulan, ada apa di dalamnya? Makanya para astronot pergi ke sana, dari mereka, tahulah kita bahwa di bulan tak ada gaya gravitasi, jadi benda-benda akan melayang kalau di sana.
Kelak lebih dalam akan kamu pelajari di sekolah. Teruslah penasaran dan teruslah berjalan, Day, tapi sebelum itu, kamu harus sembuh dulu.

Dahayu,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun