Jangan tanya horrornya gerbong kereta khusus wanita pada jam sibuk, persaingan perebutan kursi lebih ketat di sana. Lalu cobalah rasakan berkereta dari stasiun Tanah Abang atau Manggarai, nyaris selalu padat, antri abadi!
2. Siswa Sekolah Bikin Macet Jakarta, Lalu Apa?
Salah satu pengelola Jakarta yang terkenal dengan kumisnya pernah bilang bahwa salah satu penyebab kemacetan Jakarta adalah jam masuk siswa sekolah yang berbarangan dengan jam orang berangkat kerja, pejabat tersebut kemudian memajukan jam masuk sekolah di Jakarta menjadi jam 6:30 pagi.
Pontang-pantinglah siswa dan guru, terutama di sekolah negeri mengejar jam masuk tersebut. Hasilnya apa? Siswa dan guru kehilangan waktu pagi bersama keluarga, tapi Jakarta masih macet juga. Syukurlah sekarang peraturan tersebut dilonggarkan, sederhananya begini, jika banyak siswa sekolah bikin macet Jakarta di pagi hari, lalu apa? Apa yang bisa bikin tidak macet, tanpa harus menyalahkan siswa sekolah? Karena, kalau banyak siswa tidak sekolah khususnya di Ibukota, akan lebih macet pembangunan Indonesia nantinya.
3. Hujan dan Banjir Kiriman ke Jakarta, Salah Bogor!
Seberapa sering kalian mendengar caci-maki kepada Bogor ketika Jakarta banjir? Memang salah satu bendungan air penyangga Jakarta berada di Katulampa Bogor. Tapi kenapa setiap Jakarta banjir selalu menyalahkan Bogor, bukankah yang harusnya dibenahi itu irigasi di Jakarta dan perilaku orang-orang yang datang ke Jakarta dan yang tinggal di Jakarta, salah satunya kebiasaan buang sampah sembarangan yang bikin banjir itu?
4. Jakarta Padat, Salah Pendatang!
Ini yang selalu didengung-dengungkan dari tahun ke tahun oleh sebagian besar orang Jakarta atau (yang merasa) orang Jakarta. Jakarta padat, itu salah pendatang, padahal banyak orang yang sudah sukses di Jakarta sekarang ini, dulunya adalah pendatang yang sekarang lupa pulang ke daerahnya, Nah, apa mereka dan kita ini tak ikut andil memadatkan Jakarta?
●——●
Oh Jakarta..
Ibukota renta
Dituntut tampil muda mempesona
Merias diri layaknya etalase negara
Jakarta..
Bak lengan penuh pemakluman
Pada anak-anaknya
Yang kebanyakan pelupa