Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ragam Rekomendasi Tempat Ngabuburit ala Kompasianer

18 Juni 2016   17:37 Diperbarui: 18 Juni 2016   19:11 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

-  [caption caption="Sumber gambar Nyunyu.com"][/caption]

Ngabuburit, sebuah budaya yang populer di Indonesia ketika bulan puasa. Kata ngabuburit sendiri merupakan istilah yang berasal dari bahasa Sunda, yaitu burit yang berarti waktu menjelang sore hari. Jadi ngabuburit yang biasa identik dengan bulan Ramadan ini adalah kegiatan yang dilakukan ketika menunggu atau menghabiskan waktu hingga menjelang waktu Adzan Maghrib datang, atau biasa disebut menunggu waktu berbuka puasa.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan ketika ngabuburit adalah jalan-jalan, menikmati sore hari baik sendiri atau bersama teman. Menyoal ngabuburit sambil jalan-jalan, sejumlah warga biasa dalam wadah Kompasiana berbagi rekomendasi tempat-tempat yang bisa dikunjungi sembari menunggu tibanya waktu buka puasa. Yuk jalan-jalan, inilah intisarinya:

1. Yuk ke Festival Kuliner Ngabuburit di La Piazza Kelapa Gading!

La Piazza Kelapa Gading memberikan persembahan yang sangat spesial di bulan penuh berkah ini melalui event benama Festival Kuliner Ngabuburit yang menyajikan hiburan menjelang bedug dan menyediakan 49 jenis makanan yang beragama dengan menu lezat dari berbagai daerah di Indonesia dan minuman serta minuman dan makanan khas Timur Tengah.

Festival Kuliner Ngabuburit La Piazza Kelapa Gading menjadi tempat berbuka puasa yang pas bagi siapa saja, terutama bagi keluarga, karena ada di udara terbuka sehingga suasana alami dengan terpaan sinar Bulan dan hembusan angin. Tulis Syaiful W Harahap. Melalui artikelnya, pria pemerhati penyakit Aids ini berbagi rekomendasi tempat berbuka puasa yang Cozy disekitaran Ibu Kota.

Di sana ada Nasi Goreng Rempah Mafia, Sate Buntel Polaris Khas Solo, Risol Setan, Woku, Mie Atjeh, Rawon Merah Surabaya. Dari Timur Tengah ada nasi kebuli dan kambing guling. Minuman ada es campur jelly Acen, es kelapa muda butir, es krim, dll. Papar Syaiful.

Selain disuguhi berbagai macam minuman dan makanan dengan menu yang lezat, pengunjung juga disuguhi bazar Ramadan di area Multi Purpoes Hall-La Piazza. Bazar menawarkan pernak-pernik kebutuhan selama bulan puasa dan persiapan untuk hari raya nanti. Bagi yang ingin mempercantik rumah di saat lebaran, di sana ada ragam karpet Turki, perlengkapan rumah tangga, sampai perawatan tubuh. Ada juga busana mulai dari batik sampai busana muslim, imbuhnya. Festival ini berlangsung mulai tanggal 10 - 26 Juni 2016.

 

2. Asyiknya Ngabuburit Sembari Wisata Susur Sungai di Banjarmasin

Suatu hari di bulan Ramadan 2015 Lingga Pratama berkesempatan untuk menjelajahi sudut-sudut Kota Banjarmasin menggunakan perahu bermotor atau klotok.

Pengalamannya menggunakan agen tur membuat Lingga cukup puas, hanya dengan membayar uang sebesar Rp. 55,000 ia dan peserta lainnya bisa berkeliling ke sudut-sudut kota yang tidak terjangkau kendaraan bermotor plus mendapatkan menu berbuka puasa. Itu jauh lebih murah jika dibandingkan dengan menyewa kelotok sendiri yang bekisar antara Rp. 200,000 - Rp. 300,000, tulisnya.

Begitu memasuki Sungai Kelayan, Lingga dan rombongan langsung disambut oleh anak-anak yang sedang mandi di sungai, mereka berteriak menyapa sambil melambaikan tangannya. Klotok terus bergerak berlahan menyusuri aliran sungai, memberikan banyak kesempatan untuk menikmati pemandangan yang ada. Klotok khas Kalimantan ini beberapa kali berbelok ke sungai yang lebih kecil lagi menuju jauh kedalam perkampungan. Selama perjalanan Terlihat pelbagai pemandangan khas Kalimantan seperti rumah-rumah khas Banjar yang terbuat dari kayu walau mayoritas sekarang beratapkan seng bukan atap rumbia lagi. Semuanya tampak berjejer sangat rapat memenuhi kedua sisi sungai, papar Lingga.

Lingga dan rombongan melihat sebuah pemandangan yang jauh dari gambaran sebuah kota besar. Melihat burung-burung terbang rendah di atas sungai untuk mencari makan. Pepohonan yang hijau dan rindang menghiasi kedua sisi sungai. Tak ada rumah penduduk yang berdiri, semuanya masih tampak alami dan seakan sedang berada di tengah-tengah hutan Kalimantan. Air sungai mengalir begitu tenang, tampak seorang bapak dengan santainya mengayuh perahu atau jukungnya menuju arah yang berlawanan. Sunguh pemandangan yang luar biasa, pangkas Lingga.
Artikel yang menarik.

[caption caption="Pemaandangan Sungai Kelayen Dok Lingga P"]

[/caption]

3. Berburu Kue Tradisional Banjar di Pasar Wadai, Kota Banjarmasin

Masih dari Banjarmasin, giliran Kartika Eka H berbagi keseruan Berburu Kue Tradisional Banjar di Pasar Wadai, Kota Banjarmasin.

Pasar Wadai merupakan event pariwisata tahunan yang rutin digelar oleh Pemerintah Kota Banjarmasin dan semua kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, setiap tahunnya selama satu bulan penuh di saat bulan Ramadan. Tujuan utama dari event ini, selain untuk menghidupkan suasana Bulan Ramadan, juga untuk melestarikan sekaligus memperkenalkan kembali keberadaan berbabagi wadai (olahan) khas Banjar di ruang publik masyarakat yang lebih representatif. Papar Kartika.

Untuk tahun ini, penyelenggaraan Pasar Wadai Ramadan Kota Banjarmasin dilaksanakan di Jalan RE Martadinata atau di depan Kantor Wali Kota Banjarmasin, imbuhnya.

Berburu aneka wadai khas Banjar di arena Pasar Wadai Ramadan memberikan pengalaman sekaligus tantangan tersendiri, apalagi di saat sedang menjalankan ibadah puasa seperti sekarang ini. Banyaknya stan pedagang dan ragam jenis wadai yang dijajakan malah sering membuat bingung pengunjung, terutama bagi pengunjung yang belum mempunyai referensi tentang wadai banjar termasuk pedagangnya, apalagi sebagian besar wadai-wadai yang dijual tidak dilengkapi dengan informasi identitasnya, misal nama wadai dan cita rasa dasarnya manis, gurih atau asin. Lanjutnya.

Masyarakat Banjar mempunyai 41 jenis wadai tradisional yang dikenal dengan pakem atau sebutan wadai 41 sebagai warisan leluhur secara turun temurun yang dulunya 'wajib' disajikan dalam beberapa upacara adat, khususnya bagi keluarga bangsawan dan hartawan Banjar. Sebagian besar, jenis wadai tradisional Banjar mempunyai cita rasa manis yang begitu legit di lidah, sehingga sangat cocok untuk menu berbuka puasa, seperti bingka kentang, bingka barandam, wadai cincin, gagatas, kakalapun, putu mayang, amparan tatak, tapai, lam, lapis, pais pisang, wajik, agar-agar, untuk-untuk, lempeng pisang dsb. Selain jenis kue, masyarakat Banjar juga mengenal beberapa jenis bubur atau semacam bubur dengan cita rasa manis yang sangat cocok untuk berbuka puasa, seperti hintalu karuang, bubur baayak, kokoleh, dsb.

[caption caption="Sumber Dok Kartika Eka"]

[/caption]

Selain itu, ada juga olahan kuliner yang identik dengan timur tengah, seperti roti maryam, nasi samin dan kebuli termasuk aneka olahan dari daging kambing atau domba, seperti kambing guling, gulai kambing, kambing masak habang, kambing panggang, karih kambing, sop kambing, sate kambing dan banyak lagi yang lainnya. Para pedagang olahan kambing ini rata-rata adalah masyarakat keturunan Arab yang tinggal di daerah Kampung Arab, Banjarmasin.

Menghabiskan waktu menuju berbuka puasa dengan cara berburu wadai di Pasar Wadai Ramadan, sepertinya memang sangat efektif. Di sini waktu begitu cepat berlalu, tandas Tika.

4. Blusukan di Pasar 16 Ilir Palembang

Satu-satunya pasar terbesar dan teramai di Kota Palembang adalah Pasar 16 Ilir.
Pasar yang terletak di samping Jembatan Ampera ini tidak pernah sepi dari aktivitas jual beli.

Sutiono Gunadi blusukan di Pasar 16 Ilir, pasar tertua di Palembang, tentunya bukan untuk memantau harga daging sapi yang sedang hot saat ini. Tetapi lebih bertujuan untuk merasakan denyut interaksi warga Wong Kito dan mencicipi ragam kuliner khas Palembang.

Sutiono mengunjungi warung Pindang Perahu yang terletak di pinggir sungai Musi. Disini dijual Pindang Pegagan dari ikan patin dan gabus. Pindang Ikan merupakan salah satu makanan khas Palembang. Bersantap di dalam sebuah perahu adalah sebuah sensasi tersendiri, karena tempatnya akan bergoyang bila ada arus air sungai yang cukup kencang, tulisnya.

 [caption caption="Pindang ikan patin di pasar 16 Ilir Sumsel Dok Sutiono Gunadi"]

[/caption]

Setelah menikmati Pindang Ikan yang segar dan sedap, Sutiono masuk lebih ke dalam pasar, disana ada Warung Soto Palembang, yang menjual soto dan sop daging dan ayam, namanya Soto Palembang Haji Daud. Karena daging sedang mahal, penjualnya mengatakan sudah habis untuk daging dan hanya tersedia soto dan sop ayam. Bedanya soto dan sop, yang sop lebih bening pada kuahnya. Keduanya berisikan ayam goreng yang telah dipotong-potong, daging ayam hingga leher dan tulang-tulang lain, potongan kentang, wortel dan tomat.

"Rasanya juga segar dan sedap, meski dari segi harga cukup tinggi untuk makanan yang dijajakan di dalam pasar". Lanjutnya.

Blusukan di Pasar 16 Ilir diakhiri dengan ngosar- "ngopi di pasar" Terdapat kopi susu, kopi hitam, es kopi, dan es kopi susu. Kopi yang disajikan adalah kopi dari lereng Gunung Dempo, tepatnya di daerah Pagar Alam. Kopi diproduksi di suatu tempat, lalu dibawa ke pasar dalam kemasan kantong besar. Lalu di pasar, dibuat kemasan yang lebih kecil, dengan macam-macam merek. Kopi dalam kemasan plastik ini dapat Anda beli untuk dibawa pulang untuk minum kopi di rumah atau sebagai oleh-oleh. Salah satu merek kopi yang cukup populer di Pasar 16 Ilir adalah Kopi Meong. Imbuh Sutiono.

**
Itulah ragam rekomendasi tempat ngabuburit ala Kompasianer.

Ke manakah Anda mengayunkan langkah untuk ngabuburit menunggu bedug maghrib di Bulan Suci Ramadan ini? mungkin beberapa tempat di atas bisa menjadi pilihan, atau adakah yang ingin menambahkan? Mari tuliskan!

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun