Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengintip Potret Transportasi Kereta di Berbagai Negara dari Mata Kompasianer

14 Juni 2016   11:49 Diperbarui: 15 Juni 2016   08:26 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papan petunjuk informasi tersedia secara digital, berisi jadwal keberangkatan dan kedatangan. Pintu pemberangkatan ada nomer 1 sampai 20. Turun ke kereta pemberangkatan semua pintu pakai eskalator naik-turun. Mesin pemesanan tiket banyak dan restoran siap saji Amerika serta toko merek eksklusif bertebaran. Setiap masuk ruang tunggu, penumpang diperiksa badan dan tasnya dengan X Ray dan pintu sensor seperti masuk bandara. Tulis Ita.

Penumpang diperbolehkan masuk kereta api kurang setengah jam pemberangkatan. Tiket sengaja sudah Ita beli jauh-jauh hari dengan online dan harus ditukarkan dahalu dengan tiket resmi. Masuk gerbong kereta terasa AC-nya dingin dan bersih. Jarak Beijing-Hangzhou 1.200 kilometer dan waktu sekitar enam jam karena berhenti di enam stasiun yang dilewati.

Lanjut Ita, di setiap tiket kereta ada kode huruf untuk menunjukkan jenis kereta api yang dinaiki. Kereta super cepat tipe G-Train dengan kecepatan 350/km, ada juga kereta dengan kecepatan menengah dengan kode D-Train kecepatan 250 km/jam dan Z-Train 150 km/jam. Harga lebih murah untuk waktu tempuh lebih lama. Yang lebih murah lagi adalah K-Train 100 km/jam, kecepatannya sama dengan kereta biasa seperti kereta Agro Bromo.

Menurut Ita, Harga kelas eksekutif dan ekonomi kereta di sana bedanya dua kali lipat. Harga tiket ekonomi yang ia beli dalam kurs 400 yuan atau sekitar Rp 1 juta, sedangkan eksekutif Rp 2 juta. Menurut Ageng anaknya yang beli tiket kereta api secara online, lebih murah naik kereta api cepat daripada naik pesawat Beijing-Huangzhou yang waktunya satu setengah jam yang harganya bisa Rp 5 juta PP kalau beli mendadak.

"Makanya penduduk Tiongkok suka naik kereta api cepat cuma beda 4 jam waktunya. Meski kelas ekonomi tiap kursi ada colokan listrik untuk charging baterai telepon seluler genggam dan laptop. Di depan setiap kursi ada juga meja lipat untuk tempat makanan dan minum seperti meja di pesawat terbang." Pangkas Ita.[caption caption="Tiket kereta di Tiongkok Dok. Ita DK"]

[/caption]

**
Kereta.  Karena cepat, murah dan efektifnya alat transportasi ini banyak menjadi pilihan, lebih dari itu, perjalanan dengan kereta selalu punya cerita. Itulah sekilas potret transpotasi kereta di berbagai negara yang terekam lewat ragam tulisan di Kompasiana. Semoga dapat diambil manfaatnya.

Salam Kompasiana
*Penulis masih belajar, mohon koreksinya :)

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun