Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mereka yang Bertahan: Ragam Cerita Kompasianer Bangkit dari Masa Sulit

5 Juni 2016   14:03 Diperbarui: 19 Juni 2017   05:39 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2012, Wanita mungil dan enerjik itu semakin ingin berkarya selain bekerja, ia terus menulis dan menghasilkan 1 buku kesaksian dan menjadikan buku terlaris sampai sekarang, dari analisis percetakan tempatnya berlabuh, Leutikaprio, Christie terus berkreasi dengan prangko, dan tahun 2012 tesebut ia pertamakali berpameran tunggal di TMII.

Ibu dari Dennis dan Michaelle ini mulai melayani untuk anak-anak remaja, penyandang disabilitas dan perempuan lewat 'internet sehat dan aman'dan komunitas IDKita Community, Tahun ini pula Christie mulai diminta bersaksi dan berbicara di media televisi .

Seterusnya begitulah Christie, sampai sekarang ia masih terus berkarya dan melayani Tuhan, di tahun 2016 ini Christie kembali menuliskan satu buku hadiahnya untuk ibukota: Meneropong Jakarta Dengan Hati Nurani.

Menulis ia jadikan sebagai terapi, menuju kesembuhan dengan izin Tuhan, kisah hidup Christie yang lainnya bisa dibaca disini.

[caption caption="Salah satu buku karya Christie Damayanti (Sumber Foto: Christie Damayanti)"]

[/caption]

[caption caption="Dalam keterbatasan Christie berbagi kekuatan lewat siaran (Foto: Christie Damayanti)"]

[/caption]

2. Menata Hidup yang Sudah Terlanjur Berantakan

Pernah merasakan menjadi penjual kelapa yang hidup prihatin di pasar Tanah Kongsi -- Padang merupakan pengalaman berharga yang mengajarkan banyak hal pada Tjiptadinata Effendi.

Melalui tulisannya Tjipta kerap membagikan pengalamannya menjalani, menikmati dan menata hidup kepada pembaca untuk bisa diambil manfaatnya.

Menurut Tjipta, hidupnya pernah berada di masa kelam yang kini mengajarkannya dan keluarga untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Semua diawali dengan percaya diri yang berlebihan inilah Tjipta melakukan kesalahan besar dalam hidup, sehingga harus dibayar mahal. Bukan hanya oleh diri pribadi, tapi ikut menanggung akibatnya adalah istri dan putra pertamanya (pada waktu itu).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun