2. Sampah: Di Indonesia Dibuang di Kali, di Jerman Didaur Lagi
Cukup lama berdomisili di Jerman membuat Gaganawati Steggmann memahami bahwa sistem pembedaan sampah Jerman memang sudah sangat teratur. untuk tempat sampah dibedakan menjadi setidaknya 5 jenis
Pertama:Â Tong berwarna hitam bertutup kuning untuk sampah plastik Werttone (kaleng, plastik dan bahan sejenis).
Kedua: Tong berwarna biru untuk kertas dan kardus.
Ketiga: Tong berwarna coklat untuk bio atau bahan yang ramah tanah.
Keempat: Tong berwarna hitam bertutup hitam untuk Restmül (sampah terakhir yang tidak terangkut oleh ketiga sampah sebelumnya).
Kelima: Tong berwarna hitam bertutup oranye untuk Windeln (red: pembalut, dari bayi sampai manula).
Sampah pertama hingga kelima, biasa diletakkan didepan atau samping rumah masing-masing warga. Dimana pengambilannya oleh truk sesuai jadwal dari pemda yang dimuat dalam majalah pemda setempat yang terbit seminggu sekali.
Uang iuran akan ditarik per-on line banking. Misalnya untuk sampah bio 35,40 euro setahun, sampah plastik 125 euro setahun, sampah kertas yang bisa didaur ulang oleh perusahaan penampung dipungut 4,40 euro setahun dan Restmül 98,60 euro pertahun. Tulis Gana. Artikel menarik dan informatif untuk dibaca.
3. Menengok Cara Italia Memilah Sampah
Merantau ke negeri pizza Italia, Gordi bercerita kalau Italia sudah maju dalam pengelolaan sampah. Jangan heran jika tidak ada bau busuk dari sampah yang bertumpuk. Mobil sampah juga dirancang khusus sehingga tidak menimbulkan bau busuk. Sampah yang berbau pun diolah langsung di dalam mobil itu agar tidak mengeluarkan bau busuk dalam perjalanan.