Pernikahan adalah salah satu momen paling istimewa dalam hidup seseorang. Sebagai peristiwa yang sakral, tentunya setiap pasangan yang menikah berharap momen penting ini hanya akan terjadi sekali dalam seumur hidup mereka, karenanya, sebuah pernikahan di mana pun di dunia pasti sangat lekat dengan tradisi dan prosesi perayaan yang unik. Seperti hal nya di Indonesia yang memiliki ritual dan pernak-pernik khas pernikahan, berbagai negara di dunia juga memiliki cerita tentang pernikahan yang tak kalah heboh, haru dan seru.
Sejumlah Kompasianer diaspora yang tersebar di berbagai negara berbagi cerita seputar pernikahan di wilayah domisili mereka. Sejumlah kisah unik haru dan dan lucu terkait janji paling suci dalam cinta ini terekam lewat tulisan di Kompasiana. Yuk intip keseruannya.
1. Inilah Pernikahan Orang Korea
Berdomisili di Korea mengikuti suami tercinta membuat Sasya Mama sedikit banyak akrab dengan budaya keseharian orang-orang di negeri Gingseng itu, termasuk pernikahan. Meski menurut Sasya pernikahan tradisional di Korea sudah mulai ditinggalkan, tapi masih ada beberapa keluarga di sana yang memilih menggelar pernikahan secara tradisional. Sasya berbagi pengalamannya menghadiri pernikahan tradisional ala orang korea.
Langkah pertama dalam Prosesi pernikahan tradisional orang Korea seperti lazimnya ritual seserahan di Indonesia, hanya saja yang diserah terimakan dari pihak mempelai pria ke keluarga mempelai wanita bukan makanan tapi patung angsa kayu sebagai simbol kerelaan.
Sasya menjelaskan, Prosesi pernikahan tradisional orang Korea adalah pertama-tama sebelum acara dimulai para hadirin yang datang bisa menyaksikan tarian dan musik tradisional Korea. Setelah selesai makan pengantin pria mendatangi rumah mempelai wanita diiringi oleh teman dekat pria dan membawa sepasang angsa (angsa kayu).
Saat sampai didepan rumah maka disambut oleh tuan rumah diwakili oleh kerabat dekat kemudian saling memberi hormat. Sang calon pengantin pria menyerahkan sepasang angsa tersebut kepada wakil tuan rumah. Angsa yang diterima kemudian diserahkan kepada calon ibu mertua, jika angsa tersebut diterima maka pernikahan ini bisa dilangsungkan dan calon pengantin wanita akan ikut keluar rumah.
Selanjutnya di halaman luar rumah sudah tersedia altar untuk pernikahan. Diatas altar tersebut ada lilin biru dan juga merah yang dinyalakan beberapa makanan seperti tteok kacang-kacangan dan juga buah apel serta pire. Altar tersebut mamakai taplak yang berwarna merah dan biru. Ada juga 2 buah benang merah dan biru yang diletakkan diatasnya. 2 Ekor ayam jantan dan betina yang dibungkus mengunakan kain biru dan merah diletakkan dibawah samping kanan dan kiri. 2 buah meja kecil di sisi yang berbeda berisi cangkir dan juga teko.
Calon pengantin wanita dan pria berjalan ke altar dengan masing-masing didampingi oleh 2 orang dan saling berhadapan. Setelah berhadapan maka masing-masing calon pengantin saling mencuci tangannya.
Selanjutnya adalah calon mempelai wanita dan pria saling bersujud memberi hormat .
2. Prosesi Pernikahan Ala Shinto