-[caption caption="Masyarakat jepang saat musim semi melihat Sakura Foto Detik.com/ Juwita Intansari, "][/caption]Selain terkenal dengan keindahan bunga sakuranya, Jepang yang menempati peringkat ke-10 sebagai negara dengan populasi terbanyak di dunia juga dikenal dengan ke-khasan budayanya, keunikan budaya Jepang kerap menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang datang ke negeri matahari terbit itu.
Macam-macam tujuan orang datang ke negara berhuruf kanji itu, liburan, bekerja, belajar, menetap, dll. Tentang negeri Samurai, sejumlah kompasianer yang pernah bertandang ke sana atau menetap di sana menuliskan serbi-serbi negeri yang rawan gempa namun makmur tersebut, inilah mencerita negeri sakura dari mata Kompasianer:
1. Jidoukan, Tempat Belajar dan Bermain Untuk Anak di Jepang
Kompasianer Robi Kurniawan berbagi cerita tentang Jidoukan. Sebuah sarana bermain dan belajar yang mendidik dan menyenangkan bagi anak-anak di Jepang.
Jidoukan merupakan fasilitas umum dalam ruangan yang disediakan oleh pemerintah sebagai tempat belajar dan bermain bagi anak-anak. Permainan dalam artian lebih luas, yang tentu saja tidak dapat ditemukan pada gadget. Tulis Robi.
Jidoukan diperuntukan untuk anak usia 0-12 tahun. Fasilitas ini dapat dinikmati secara gratis selepas pulang sekolah atau saat hari libur. Syarat harus pulang dulu ke rumah dan meletakkan tas sekolahnya. Bagaimana jika kedua orang tuanya bekerja? Mereka dapat bergabung dalam Jidoclub. Status keanggotaan yang memungkinkan mereka dapat langsung menuju ke Jidoukan sepulang sekolah tanpa harus pulang ke rumah. Lanjut Robi.
Di Jidoukan, pemerintah menyediakan berbagai macam sarana seperti perpustakaan mini, tempat olah raga, ruang balita, tempat bermain, dan ruang kerajinan tangan. Sarana ini dapat digunakan secara bebas oleh anak-anak. Ruang balita terbatas hanya diperuntukkan sebagai tempat bermain para balita dan harus ditemani oleh orang tua atau wali anak. Fasilitas ini dapat digunakan kapan saja tanpa harus mendaftar terlebih dahulu.
[caption caption="Jidoukan Sarana bermain anak di jepang (Dok. Robi Kurniawan"]
Sebuah paparan yang informatif dan Sebush peluang bagi Indonesia untuk mengadopsi konsep semacam itu.
2. Kemana sih Orang Jepang Saat Hari Tahun Baru?
Lewat tulisannya, Weedy Koshino berbagi tentang perayaan tahun baru di Jepang yang jauh dari suasana hingar-bingar pada malam pergantian tahun.
Justru sedikit kehebohan terlihat menjelang tahun baru yaitu sekitar bulan Desember awal, seluruh masyarakat Jepang akan disibukkan oleh beberapa kebiasaan yang sangat menarik, yaitu bersih besar-besaran (OOSOUJI) yaitu membersihkan seluruh bagian rumah sampai ke mobilnya, lalu memasang hiasan tahun baru untuk menyilakan masuk goodluck-nya kedalam rumah kita (KAMEKAZARI), mengirimkan kartu tahun baru (NENGAJYO), dan lain sebagainya.
Setelah semuanya selesai dilakukan, malamnya istirahat bersama keluarga menonton TV bersama. Lalu saat menjelang detik-detik tahun berganti sebagian masyarakat Jepang akan bergegas menuju kuil terdekat untuk sembahyang atau memanjatkan doa. Nah ritual ini yang kita sebut dengan HATSUMODE.
" Biasanya masyarakat Jepang akan berduyun-duyun ke kuil pada malam hari menjelang tahun baru untuk berdoa memohon kebaikan. Pekatnya malam dan dingin yang menusuk tidak menyurutkan mereka untuk tetap bergegas menjejakan kakinya untuk berdoa". Papar Weedy.
"Satu lagi yang membuat masyarakat Jepang semakin betah bersantai di rumah pada malam tahun baru adalah acara-acara televisi menarik yang ditayangkan TV Jepang untuk siaran khusus tahun baru, ada lawakan berdurasi 6 jam". Tambah Weedy.
3. Menikmati Kecantikan Kota Terbesar Keempat di Jepang
Rachmah Dewi merekomendasikan kota Sapporo sebagai salah satu destinasi wisata yang asyik jika anda berkunjung ke Jepang.
Kenapa Sapporo?
Karena kota berpenduduk terbanyak nomor empat di Jepang ini terkenal dengan ragam kuliner dan Festival Saljunya (Snow Festival). Kota ini setiap tahunnya menyelenggarakan Festival Salju (Snow Festival) yang disebut Sapporo Yuki Matsuri yang dihelat setiap bulan februari saja.
Selain terkenal dengan Snow Festival, banyak tempat yang harus dikunjungi di Sapporo. Disana juga pilihan alat transportasinya beragam, Selain kereta dan bus, ada juga trem yang bergaya persis seperti trem di eropa. Selain itu, ada juga, Shiroi Koibito Park, taman hiburan yang isinya banyak sekali, ada chocolate factory, ada museum, ada candy lab, dan ada cafe.
"Kalau lagi bosan melihat pemandangan Jepang yang terkenal dengan temple, shrine atau tempat tradisional lainnya, Sapporo memberikan pemandangan yang lebih mirip gaya Eropa." Papar Dewi.
[caption caption="Ikon kota Sapporo Foto Dok Kompasiaba Rachmah Dewi"]
Sebuah ulasan rekomendasi yang menarik.
4. Rahasia Budaya Baca Orang Jepang: Perpustakaan yang Luar Biasa
Harga buku di Jepang sangat mahal Hampir tak ada buku baru yang harganya kurang dari 1000 yen saat ini, termasuk buku anak-anak. Papar Sunardi AlBANYUMASI dalam artikelnya.
Tapi mengapa kebiasaan baca buku masyarakat Jepang tetap tinggi?
Rupanya karena toko buku bekas yang menjadi solusi.
Buku-buku yang dijual di tempat itu jauh lebih murah dari harga buku baru, meskipun seringkali juga kita peroleh buku baru dengan harga setengah dari harga aslinya. Jika mau buku yang lebih murah lagi ada buku yang diobral dengan harga 100 yen dalam jumlah yang sangat banyak. Mulai dari segala macam komik, novel, dan hampir semua jenis buku ada yang diobral murah. Jangan khawatir kondisi buku murah tersebut jelek, karena kebiasaan orang Jepang tak pernah sembarangan merawat buku. Papar Sunardi.
Lalu bagaimana bagi yang tidak punya anggaran untuk membeli buku yang murah?
Tenang, ada Ada perpustakaan daerah yang tersedia hampir di setiap kota kecamatan. Ada perpustakaan daerah yang tersedia hampir di setiap kota kecamatan. Untuk menjadi anggota perpustakaan siapapun boleh, yang penting tinggal di satu wilayah dengan perpus tesebut wtau sekolah atau kerja yang masih satu wilayah. Bahkan untuk orang yang hanya tinggal sementara diperbolehkan menjadi anggota. Gratis. Sunardi menjelaskan.
Perpustakaan juga tetap buku pada hari Sabtu dan Minggu, tutup cuma hari Senin dan beberapa hari lain yang sudah dijadwalkan di kalender.
Lanjut Sunardi, aturan yang luar biasa adalah bahwa setiap orang boleh meminjam buku sebanyak 15 buku, 5 CD/kaset dan 5 video atau DVD dalam satu waktu untuk jangka waktu 2 minggu.
[caption caption="Kartu perpustakaan di Jepang (foto: Sunardi Al Banyumasi)"]
Sebuah gambaran yang menakjubkan.
---
Jepang. Negerinya Doraemon ini lekat di hati banyak orang dengan segala keunikanya, negara beribukota Tokyo ini meninggalkan cerita tersendiri bagi mereka yang pernah bertandang ke sana. atau yang menetap di sana. Cerita-cerita tersebut memperkaya postingan di Kompasiana, itulah sebagian rangkuman ragam cerita negeri sakura di mata warga biasa. Orang-orang Indonesia yang juga tak kalah hebatnya, Semoga dapat bermanfaat untuk pembaca.
Salam Kompasiana!
*Penulis Masih belajar, mohon Koreksinya :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H