Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Akademi Menulis PLN: Ketika Humas PLN Bermasyarakat dengan Dunia Kata

2 Mei 2016   22:19 Diperbarui: 3 Mei 2016   07:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- [caption caption="Be brave write: Sumber Akun Twitter @SheQuates"][/caption]

Menulis adalah salah satu kegiatan yang memiliki nilai luar biasa dalam kehidupan manusia kerena tulisan mampu mendokumentasikan dan menyebarkan ide, gagasan, pemikiran, serta menjembatani sebuah komunikasi untuk terjadinya kesepahaman dari dua arah.

Lini Kehumasan dan masyarakat luas merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan satu dan yang lain. Pegawai humas berkewajiban menjalin komunikasi seefektif mungkin dengan masyarakat agar pesan, himbauan dan ajakan dapat tersampaikan dengan tepat sasaran. Seperti namanya, lini humas diharapkan mampu 'menghubungkan' antara perusahaan dan masyarakat luas lewat beragam cara demi terjadinya kesepahaman dan berujung pada lancarnya tujuan dan baiknya citra sebuah perusahaan di masyarakat.

Di era digital dan sosial media, kemampuan menulis menjadi salah satu keterampilan yang harus dimiliki pegawai humas untuk memprasuasi pelanggan, menyadari pentingnya kemampuan menulis tersebut,  PT PLN (Persero) bekerjasama dengan Kompasiana mengadakan pelatihan menulis bagi 20 Pegawai humas PLN dalam sebuah program bertajuk "Akademi Menulis Kompasiana".

Program berkonsep magang ini melibatkan 20 Pemagang, mereka datang dari sejumlah wilayah di Indonesia dengan latar belakang bagian tugas berbeda-beda Tapi memiliki 2 kesamaan: mereka adalah duta PLN dan abdi masyarakat.

Praktik Akademi Menulis Kompasiana dilangsungkan selama tiga hari tanggal 20-23 April 2016. Melibatkan pemateri dari tim Kompasiana Pepih Nugraha, Iskandar Zulkarnaen, Nurulloh dan salah satu Kompasianer yang berpengalaman dalam menulis isu New Media, Hilman Fajrian. Kemudian dari 20 peserta magang, terpilih 14 peserta magang efektif untuk mengikuti Chek poin pada 25 April 2016.
--
Matahari pagi masih sejuk ketika senin itu 25 April 2016 30 Kompasianer menyambangi kantor PLN, di Unit Pendidikan dan Pelatihan (Udiklat) Jakarta, Jln. Letjend S. Parman, No. 27, Slipi, Jakarta Barat untuk menghadiri sebuah acara yang menjadi ajang Chek point bagi 14 peserta magang dari PLN. Chek poin ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta bisa menyerap materi yang diberikan selama pelatihan yang telah mereka jalani. Kegiatan Chek Point ini memiliki mekanismenya tersendiri.

Pertama: peserta magang dibagi menjadi tiga kelompok dengan tiga juri dan beberapa kompasianer sebagai komentator sekaligus penanya. Tiga kelompok tersebut di tempatkan di tiga ruangan berbeda: ruang Imam Bonjol, ruang Diponegoro dan ruang Tengku Umar.
Selanjutnya, setiap peserta diberi waktu masing-masing 10 menit untuk mempresentasikan karya mereka. Lalu, Para juri dan kompasianer diberi kesempatan menanggapi, mengomentari dan bertanya seputar hasil karya peserta magang selama 40 menit. Di sesi ini banyak keseruan dan umpan balik yang terjadi. Sesi diskusi berjalan hidup.

Para Penggawa Magang Ruang Imam Bonjol

Saya dan beberapa Kompasianer lain yang ditempatkan di ruang Imam Bonjol bertemu dan menyimak presentasi dari 4 peserta magang PLN yang berasal dari divisi tugas yang berbeda-beda tetapi semuanya memiliki semangat belajar yang sama kuatnya mereka adalah. Mohamad R. Qohar, Sumber A. Utami, Agus Yuswanta, dan Moh Arief Fatchiudin. Sementara bertindak sebagai juri di ruang tersebut adalah: Content and Comunity Editor Kompasiana, Nurulloh, Fofografer Kompas.com, Roderick Adrian Mozes dan Manager Udiklat Palembang, Ridho Hutomo. Ridho menggantikan posisi juri dari Kepala Divisi Talenta PT. PLN, Okto Rinaldi.

Presentasi setiap peserta berlangsung dinamis dengan pembawaan mereka masing-masing, inilah para duta listrik negara sosok-sosok yang berupaya semakin dekat menjangkau masyarakat melalui kiprah dan tulisannya,  inilah mereka:

1. Mohamad R. Qohar

[caption caption="M. Qohar sebagai peserta presentasi Pertama: *Dok pri"]

[/caption]

Seorang Analis Komunikasi PLN dari Divisi Jakarta Raya (Disjaya). Sebelumnya beliau adalah seorang akuntan yang beralih profesi menjadi pegawai humas sejak 2 tahun lalu. Menulis bagi Qohar merupakan hal baru yang menantang untuk dipelajari. pada saat presentasi, pembawaannya terkesan malu-malu dan agak kaku tetapi beliau memiliki semangat kuat untuk belajar hal baru. Termasuk menulis. kehalusan tutur kata tak pernah lepas dari caranya berbicara selama sesi presentasi teesebut.

2. Sumber Arustie Utami

[caption caption="Sumber A Utami Peserta kedua (Dok pri)"]

[/caption]

Beliau saat ini bertugas sebagai Humas PT PLN Transmisi Jawa Bagian Barat. Menulis menjadi kegiatan yang cukup akrab dengannya sehari-hari, sehingga gaya bahasa dalam tulisan wanita yang biasa disapa Dhini ini terasa mengalir pada sebagian artikel namun ada pula artikel Dhini yang dinilai juri masih terlalu berbau teknis. Selama menulis di Kompasiana perempuan yang berkantor di wilayah Gandul ini telah menelurkan 5 artikel.

3. Agus Yuswanta

[caption caption="Agus. Y. sebagai peserta ketiga (Dok pri)"]

[/caption]

Pria ini adalah Deputi Manager Hukum dan Humas dari PLN wilayah Bangka Belitung. Sebagai tenaga humas, Agus merasa Menulis bukan sesuatu yang asing karena sebelumnya Agus terbiasa menulis naskah siaran Pers PLN untuk disebarkan pada wartawan. Di Kompasiana, Agus telah menulis 6 artikel.

4. Moh Arief Fatchiudin

[caption caption="Arief. F sebagai peserta terakhir"]

[/caption]

Beliau bertugas di PLN Pusat Setifikasi (PLN Pusertif) Jakarta dari bagian pengembangan usaha sebagai Supervisor Pemasaran dan sertifikasi. Lelaki ini sebelumnya tidak terbiasa menulis di media sosial, namun ketika mengikuti Akademi Menulis Kompasiana- PLN, Arief berhasil menulis 4 artikel selama 4 hari sebuah kemajuan bagi Arif yang menurut dirinya sendiri sangat malas membalas pesan teks.

Menulis untuk Melawan Stigma

[caption caption="Melawan Stigma Dok. Nyunyu.com"]

[/caption]

Seperti yang diketahui bersama, saat ini banyak kalangan masyarakat yang meragukan kinerja PLN. Banyak orang yang memplesetkan PLN menjadi Perusahaan Lilin Negara. PLN seringkali identik dengan mati lampu ketimbang penerangan. Jelas dibutuhkan senjata untuk menangkal stigma demikian.

Untuk itu selepas mengikuti Akademi Menulis yang diselenggarakan Kompasiana bersama PLN, diharapkan para penggawa humas listrik negara ini bisa meluruskan stigma miring yang berkembang di masyarakat agar PLN dapat kembali ke fitrahnya: Cahaya dan penggerak ekonomi negara.

Selamat bertugas para penggawa humas listrik negara, teruslah berbagi gagasan lewat tulisan.

Sebab belajar menulis sejatinya tak mengenal kata habis..

[caption caption="Seluruh peserta magang berfoto bersama dengan tim Kompasiana (Dok Pri)"]

[/caption]

Salam Kreatif!

 

 

 

 

 

 

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun