Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

AADC2: Tentang Hutang Penjelasan Setelah Pergi Meninggalkan

28 April 2016   20:44 Diperbarui: 29 April 2016   06:57 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

:  [caption caption="Banner AADC2 Sumber Twitter.com"][/caption]

Bagaimana rasanya menunggu lama tanpa kejelasan?

Melelahkan hati dan pikiran tentu saja.

Cinta. Gadis yang ditinggalkan Rangga-nya sekian tahun lalu belum juga naik pelaminan hingga kini meski semua teman-teman akrabnya sudah menapaki jalannya masing-masing. Ada yang sudah punya tiga kerucil, ada yang sedang menanti momongan pertama, ada yang pernikahannya tak sesuai harapan, bahkan ada yang sudah berbeda dunia. Empat dari lima wanita tokoh dalam geng Cinta yang legendaris itu telah mendapatkan takdirnya terlebih dahulu.

Mungkin bagi Cinta takdirnya menyusul kemudian setelah semua urusan dari masa lalunya terselesaikan. Soal perasaan yang coba ia ikhlaskan, soal hati yang coba ia labuhkan ke dermaga lain meski sang dara tak yakin, tentang sekumpulan kenang yang coba Cinta buang ke tong sampah seakan semua rasa telah usai.. Namun tak secepat itu: Lelaki penyair dari masa SMA sang dara masih berhutang penjelasan yang hanya bisa tuntas lewat pertemuan.
--
Sementara di negeri Obama, Rangga sebagai diaspora terbilang cukup sukses mengelola kafe sendiri. Walau hanya sebuah kafe kecil berkariyawan 3 orang yang bekerja lebih atas dasar pertemanan ketimbang bisnis. Kehidupan yang cukup sukses di negeri Paman Sam ternyata belum bisa mengalihkan pikiran penyair itu dari Cinta-nya. Gadis yang ia tinggalkan di Jakarta dalam kekacauan hati sekian tahun lamanya. Sebagai lelaki, Rangga merasa masih dihantui hutang penjelasan terhadap Cinta.
--
Nan jauh dari raga Rangga, di Kota Yogyakarta ternyata ada juga orang yang berhutang penjelasan pada lelaki puitis itu, bukan Cinta. Tapi seseorang yang haruanya menjadi madrasah pertama Rangga, seseorang yang dari rahimnya terlahir lelaki berambut ikal itu: Ibu kandungnya. Perempuan yang meninggalkan Rangga selama 25 tahun itu, kini ingin sekali bertemu putranya. Kali ini, tuan sutradara menujuk Sukma adik tiri rangga untuk menjadi penyampai pesan dari ibunya.

Jadilah Rangga mengambil jeda sejenak dari usaha kafe nya di Amerika, pulang ke Indonesia dengan 2 tujuan: memberi penjelasan pada Cinta, sekaligus menengok penjelasan ibu kandungnya.

Semua Berawal dari Yogya

Yogya mengukir ragam cerita dalam film yang mengambil jeda 14 tahun ini. Tentang Ibu kandung Rangga, kemudian di kota gudek ini pula Rangga secara tak sengaja menemukan kembali Cinta. Gadisnya. Awalnya pertemuan itu berlangsung dramstis, tapi damai selalu bisa dicipta pada akhirnya.

Hutang Penjelasan dan Menanti Kejelasan

Secara keseluruhan, konflik di Film ini berpusat pada hutang penjelasan. Semua tokoh-tokoh utamanya seperti berhutang penjelasan pada satu sama lain, disisi lain semua tokoh juga menantikan penjelasan akan hal yang berbeda dalam hidup mereka. Rangga yang berhutang penjelasan pada Cinta, Cinta yang menanti kejelasan dari Rangga, ibu Rangga yang hutang penjelasan pada putranya, Rangga yang menanti penjelasan dari ibunya, Karmen yang menanti penjelasan dari suami yang telah mengacaukan hidupnya, serta Cinta yang berhutang penjelasan pada teman-teman akrabnya dan Trian: tunangannya. Sebuah penjelasan harus diberikan Cinta terkait kembalinya Rangga dalam hidup sang gadis yang hampir menikah itu.

Beberapa Penokohan dan Konflik yang Kurang Kuat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun