Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Majalah Bobo, Bertahan Melintas Zaman, Catatan Kompasianer tentang Nostalgia, Harapan dan Ingatan

16 April 2016   06:45 Diperbarui: 15 April 2020   14:55 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maskot majalah bobo sumber: www.kidnesia.com

Generasi 90an ke bawah pasti tak asing lagi dengan sosok kelinci memakai kaos bertuliskan huruf B, peri cilik Nirmala, nenek sihir Pipiyot atau sosok lelaki pelupa yang dijuluki paman Kikuk, keponakannya Husin dan anjing kecil nya Asta, juga Bona si gajah kecil merah jambu berbelalai panjang.

Mereka semua adalah tokoh-tokoh karakter khas dalam sebuah majalah: Bobo. Majalah anak-anak pertama yang dikelola Kompas Gramrdia sejak tahun 1973 setelah dipindah asuh dari tangan Belanda.

14 April 1973 majalah anak-anak ini terbit untuk pertama kalinya. Kini lebih dari empat dasawarsa setelahnya, majalah Bobo masih ada, diusia penerbitan yang menginjak tahun ke 43, majalah ini telah dan terus bertumbuh bersama anak-anak Indonesia menjadi teman, melewati zaman dari generasi ke generasi hingga saat ini.

B O.. B O.. Bobo!

Tentang majalah dan tokoh kelinci legendaris ini rasanya banyak cerita mewarnai Indonesia, sebagian diantaranya bertebaran di Kompasiana, dari beberapa Kompasianer yang membagikan tulisannya, ada ragam kesan, harap, imaji dan nostalgia menyoal majalah Bobo yang tak lekang dimakan masa sekumpulan cerita tersaji di ranah Kompasiana, inilah intisarinya.

1. Membaca (Kembali) Bobo

Kompasianer Chuang Balimasih mengingat kenangan saat dulu, sembari disuapi nasi soto oleh ibunya, Chuang membolak-balikkan majalah itu dengan penuh minat, sembari sesekali bertanya kepada ibunya tentang kata-kata yang tak dia mengerti.

Pada usia yang menginjak kepala tiga, Chuang mendapatkan akses untuk kembali membaca majalah teman masa kecilnya itu, ketika keponakannya mendapat lungsuran satu kardus Majalah Bobo. Membaca kembali Bobo membuat Chuang merasa berjumpa dengan bagian terpenting dari kenangan masa kecilnya.

"Rasanya sangat bahagia sekali berjumpa kembali dengan "Juwita dan Si Sirik" yang lucu, "Paman Kikuk, Husin, dan Asta" yang konyol, serta pelbagai macam kisah dongeng yang menarik. Dan tak ketinggalan kisah "Deni Si Manusia Ikan." Kenang Chuang.

"Membaca kembali Bobo, membuat aku merasa kembali menjadi anak-anak, kembali menemukan keceriaan masa kecilku. Dan aku rasa, setiap orang dewasa perlu sesekali menampak tilas perjalanan waktu ke masa kecilnya, merasakan semangat kanak-kanak yang penuh imajinasi." Pangkas Chuang penuh nostalgia.

2. Belajar Bahasa Inggris dari “Our English Page” Majalah Bobo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun