3. Menebak Akhir Drama Sandera WNI di Filipina
Menurut Rushans Novaly,sikap pemerintah RI yang tidak ingin berkompromi sudah di jalan yang benar. Menebus 10 WNI dengan uang bukan sebuah keputusan yang baik. Meski paling ringan risikonya namun akan semakin membuat kelompok penyandra tambah besar kepala.
Menurut Rushans, dalam menghadapi kelompok penyandera sekelas Abu Syayaff dibutuhkan sikap tegas dan keras. Meski pemerintah Filipina terkesan tidak berdaya menghadapi kelompok sparatis ini, namun NKRI tak boleh kalah dari penyandra. Semoga.
4.Jess Dureza, MindaNow Foundation: "Gunakan Private Group Bebaskan Sandera
Moniqe Rijikerstermasuk salah satu orang yang beruntung karena mendapat kesempatan wawancara via email dengan Jess Dureza. seseorang yang sangat kredibel sebagai wartawan di Mindanao khususnya dan di Filipina, Jess Dureza menjabat sebagai Presiden Nasional Institut Pers Filipina.
Membaca transkip wawancara Moniqe dengan Jess Draza dalam artikel yang di tuliskan Moniqe kita mendapat infornasi bahwa menurut Jess, kelompok yang menyandera sepuluh WNI di Filipina tersebut belum tentu Abu Syayaff tapi bisa jadi adalah kelompok kaki tangan dari Abu Syayaff.
Ide pemerintah Indonesia untuk menggunakan tentara dalam pembebasan sandera juga tidak disarankan Oleh Jess Dureza. Saran dari Jess Dareza seperti dituliskan Moniqe dalam artikelnya di Kompasiana adalah sebaiknya pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Filipina menggunakan private group yang mengambil alih pembebasan.
"Langkah ini dilakukan paralel dengan upaya membangun kontak langsung dengan para penculik. Private group ini akan menangani negosiasi pelepasan sandera." Kata Jess Pada Moniqe.
Sebuah auternatif saran yang perlu dipertimbangkan.
5. Pembebasan 10 Sandera ABK di Filipina, Jangan Ulangi Kegagalan di Somalia