Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelecehan Pancasila Oleh Zaskia Gotik: Ragam Kesan Kompasianer Dalam Tulisan

28 Maret 2016   12:18 Diperbarui: 28 Maret 2016   13:37 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 *Semua Gambar dalam artikel ini diambil dari artikel-artikel kompasianer terkait.

-  [caption caption="Zaskia Gotik Album Arif Pratama Detik.com"][/caption]



Bertambah lagi deretan artis yang ucapannya menuai kecaman publik, Dialah Zaskia Gotik, dara ayu beruaia seperempat abad ini dituduh melecehkan pancasila akibat insiden "Bebek Nungging" nya yang menjadi jawaban lambang sila ke lima pancasila yang diucapkan Zaskia pada sebuah acara musik di salah satu stasiun TV swasta 15 Maret silam. Dari kata, jadi ramai berita, terancam berujung penjara. Insiden "Bebek Nungging" tersebut menyedot perhatian media nyaris sepekan terakhir.
Tak terkecuali di Kompasiana kasus bebek nungging ini juga terasa riuh rendahnya, Topik Pilihan yang diangkat Admin Kompasiana terkait kasus ini mendapat banyak tulisan dari Kompasianer, dari sekian banyak tulisan yang masuk, inilah sebagian sumbang suara Kompasianer dalam tulisan.

1. Jangan Nangis Lagi Neng, Zaskia Gotik..
Kompasianer Akhmad Zaenudin melihat Insiden bebek nungging yang menimpa Zaskia Gotik sebagai sebuah momentum yang menghidupkan kembali bunyi sila ke lima pancasila: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia ke ranah kekinian, minimal membuat orang ingat untuk membaca dan mengingatnya kembali.
" Zaskia Gotik telah menghidupkan kembali perbincangan bunyi sila "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Dimana tidak perlu kita pungkiri, sebagian besar di antara kita banyak yang sudah lupa dengan bunyinya dan bahkan jauh dari usaha untuk mengamalkannya. Zaskia Gotik telah membuat sebagian besar orang tersadar kembali akan keberadaan sila kelima, minimal sadar untuk membacanya dan mengingatnya kembali". Paparnya dalam artikel.

2. Wawasan Kebangsaan Bukan Alat Mengejar Ketenaran dan Arogansi Kelompok Kepentingan
"Jangan karena 1 orang Zaskia Gotik, maka hebohlah seluruh nusantara dan menimbulkan arogansi kelompok kepentingan. Jangan pula lantas muncul pihak-pihak yang mendadak dangdut tampil heroik layaknya para pahlawan yang telah mengorbankan nyawanya untuk kemerdekaan Negara kita. Ini bukan ajang kontes siapa paling merasa merah putih. Jelas ini tamparan bagi kita semua, tanpa kecuali".

Seperti itulah pandangan Kompasianer Tamita Wibisono terkait kasus bebek nungging Zaskia Gotik. Menurutbya pancasila dan wawasan kebangsaan terlalu berharga jika hanya dijadikan alat pamer arogansi orang-orang yang ingin pamer sensasi dan kekuatan semata.

3. Antara Zaskia Gotik, Simbol Pancasila dan Ber-Pancasila

Menurut Kompasianer Merlisto, Insiden bebek nungging yang melibatkan Zaskia Gotik telah menunjukan bahwa pemaknaan pancasila baru dimaknai sebatas simbol oleh sebagian dari kita. Sebagian masyarakat Indonesia justru belum benar-benar mewujudkan makna pancasila. Masih menurut merlisto, memaafkan kecelakaan ucapan Zaskia Gotik adalah bagian dari mengamalkan ajaran pancasila.
" Memaafkan Zaskia Gotik itu juga bagian dari ajaran Pancasila, karena ketika bangsa ini tidak memaafkan dia, pertanyaannya adalah apakah kita justru Pancasilais ketika ada orang bersalah dan sudah meminta maaf tetapi kita tidak memaafkan kesalahan dia dengan kebodohan etikanya, apalagi hal itu adalah di wilayah simbol bukan isi yaitu tentang gambar padi dan kapas yang diganti dengan gambar bebek nungging, apakah kita terlalu asik bermain simbol?" Sebuah tanya tersisa dari tulisannya.

4. Zaskia Gotik Melucu Tetapi Tidak Humoris
Hal itu diungkapkan Kompasianer Syafrul Bandi melalui tulisannya. menurutnya jika Zaskia ingin melucu seharusnya humor itu dikemas dengan lebih elegan tanpa menjadikan pancasila sebagai sasaran. Menurut Bandi ini terjadi karena humor yang kehabisan bahan.
"Sayang sekali humor ukurannya masih pada besar tawa bukan pada kualitas isinya. Padahal humor itu bisa dipandang sederajat dengan bidang seni lainnya. Humor sangat berakar dalam budaya masyarakat. Humor sangat bermanfaat untuk didayagunakan dalam kehidupan kita selain sebagai hiburan dan bisa dikomersialkan, humor memiliki pesan untuk koreksi, pelurus dalam kepincangan masyarakat. Dan humor dapat menjadi sarana memperkaya ilmu pengetahuan." Papar Syafrul Bandi.

5. Berkaca dari Zaskia Gotix, Akankah Program Televisi Berbenah Diri?
Kompasianer Tiyan Sutiyani memandang, kasus zaskia Gotik dijadikan ajang introspeksi diri oleh para artis dan stasiun televisi.
"Sebagai penonton, saya sendiri lelah melihat beberapa program televisi yang kini keluar dari konten acara yang disuguhkan. Begitu banyak program variety show, talk show, reality show tetapi sayangnya kita sebagai penonton bukan diberikan suatu program yang menghibur tetapi seperti “dibodohi” karena isi program tersebut kosong."
" Peristiwa ini juga teguran bagi pelaku industri hiburan terutama public figure untuk lebih memperhatikan apa yang harus ditampilkan dalam pertelevisian. Bercanda juga ada batasnya." Papar Tiyan Lugas.

Zaskia Gotik dengan insiden bebek nunggingnya yang terlanjur menghebohkan Indonesia, itulah lima catatan diantara sekian banyak Kompasianer yang ikut sumbang suara. Semoga di kemudian hari tidak ada lagi kejadian serupa.

Salam Kompasiana!
*Penulis masih belajar, mohon Koreksinya.

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun