Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

(HUT RTC) Penantang Batas

24 Maret 2016   13:14 Diperbarui: 24 Maret 2016   14:18 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Minggu Ke Empat: Terinspirasi Film.

- 

Biarkan kata bercerita
Bebaskan hati dari benci sakit dan cerca
Biar aksara melipur lara
Setelah perang renggut segalanya
Menyisakan trauma
Merantai bak penjara

Biarkan peristiwa bertutur
Dengan beragam sudut pandang
Pada lembar cita-cita
Yang siap terbang tinggi
Lampaui garis fatamorgana
Menyoal warna paling sempurna

Perang tinggalah perang
Bangga semu di zaman usang
Tinggalkan dampak yang tak lekang
Kalah jadi abu, menang jadi arang
Pada sejarah tersisa kenang
Kebodohan masa silam jangan terulang

Jauh setelahnya..
Perempuan biasa menantang nyali
Menceburkan diri ke kelas basi
Berusaha sebisanya mendidik dengan hati

Satu Erin saja
Melawan puluhan remaja
Ruang itu lebih mirip lapangan bola
Dengan masing-masing kelompoknya
Setiap orang menyimpan luka
Menganga meski tak kasat mata

Mereka bukan anak-anak biasa
Istimewa dan rapuh karena duka
Yang tak mampu dimengerti sepenuhnya
Bagaimana bisa
Orang terkucil karena warna kulitnya?
Tapi pahit itu nyata

Bermodal buku dan matapena
Berbekal kesabaran luar biasa
Sang guru menyibak selubung noda
Mengajak kelas tuturkan kisahnya
Lampaui batas rasa takut mereka

Kini kisah mereka..
Melalang buana, menembus belahan dunia
Diterjemahkan lintas bahasa..
Bertranformasi ke banyak media

Mari tuliskan sebuah cerita
Lalu lemparkan kepada khalayak massa
Biarkan dunia menilainya
Terserah nilainya apa saja
Setiap dari kita berhak berbeda
Namun tulisan tetap sebuah karya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun