Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

(HUT RTC) Penjejak Sajak dan Pembangkang

4 Maret 2016   11:00 Diperbarui: 4 Maret 2016   21:05 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: absfreepic.com"][/caption]

Manis,
Tak perlu saya sebut ini Jumat keramat atau menunggu Kamis nan puitis kembali seminggu lagi hanya untuk menulismu: fiksi. Dulu kau pernah tampak sangat nyata, bersemangat dan sabar. Setidaknya dari balik kacamata seorang gadis yang mengejar mimpinya seperti saya ini. Kamu adalah senyata-nyatanya rekata bermandi cahaya sebelum memilih pergi dan jadi fiksi. 

Manis,
Siapa yang dalam diam pergi? Dunia tidak pandai bercerita, dan langit masih menjaga rahasia. Sepi menggenang..

Saya bertanya pada ketujuh saudari, dari si sulung Senin hingga si bungsu Minggu, menanyakan keberadaanmu.  Namun saya sendiri masih di belantara yang sama, mengejar mimpi dengan atau tanpa kamu, terserah kamu ada atau hilang.

Manis,
Mungkin kamu kira saya akan pincang ketika kesempurnaan yang memayungi diri saya hilang, begitu?
Kamu takut semua rasa kecewa saya tumpah membenankan kamu pelan-pelan memancing amarah, menjamu pesta setan?

Oh ayolah, dunia dan saya tidak senaif itu, sejak lama saya tahu manusia hidup dalam dua kutub keberhasilan dan kegagalan: di antara itu mungkin kamu yang khawatir berlebihan atau mungkin sudah bosan sehingga memilih pergi tanpa mau lagi tahu urusan. Huh! Payah, mana semangat yang kamu tularkan kalau semua akan baik-baik saja? Nyatanya kamu menghilang sebelum usai cerita.

Manis,
Mungkin salahku yang berani-berani menantang samudra tak jelas untuk dilayari, terlalu lama memang, hingga kamu menyelinap pergi di musim tak pasti.

Tapi kamu keliru jika mengira kecewaku menjelma pesta setan. Justru energinya menjelma pesta sajak. Puisi telah memilihku untuk menyuarakan ucapnya yang puasa sambil merapalmu di belantara kata, mengayuh sampan mendayung kisah yang tokoh protagonisnya menolak dijemput pulang dan memilih lari ke seberang. Tak apa, mari siapkan peran pengganti dengan skenario yang sama, sebab narator pentas tak boleh mati gaya.

Terinspirasi dari Puisi Joko Pinurbo: Pembangkang

——● —●
Ia termenung sendirian di gardu gelap di ujung jalan
Tidak jelas, ia peronda yang kesepian
atau pencuri yang kebingungan
Dari arah belakang muncul seorang pengarang
yang kehilangan jejak tokoh cerita
yang belum selesai ditulisnya
“Kucari-cari dari tadi, ternyata sedang
melamun di sini. Ayo pulang!”
Dari pada harus pulang, ia pilih lari ke seberang

(Joko Pinurbo- Pembangkang)

Karya ini diikutsertakan dalam rangka memeriahkan ulang tahun perdana Rumpies The Club

Minggu pertama: Terinspirasi Puisi

[caption caption="Logo RTC"]

[/caption]

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun