Mungkin kita heran bagaimana seorang anak kecil berani-beraninya mengaku jatuh cinta padahal menghitung perkalian saja belum bisa. Namun itulah Sena yang jatuh cinta pada Keara sejak masih kanak-kanak dan menjaga rasanya hingga mereka tumbuh menjadi remaja muda dan takdir membentang kisah indah untuk mereka.
Kisah kecil yang manis dari cinta masa kecil ini dituang apik oleh Fahd Pahdepie novel bertajuk Jodoh (2015.)
Diterbitkan oleh penerbit Bentang Pustaka, novel setebal 246 halaman ini mengajak pembacanya menyoal ulang tentang cinta pertama.
Apa itu Jodoh?
Setiap yang dipertemukan pada waktu dan tempat yang  sama adalah berjodoh. Namun untuk berjodoh beserta rasa tentu itu butuh usaha.
Buku ke 16 yang ditulis oleh Fahd Pahdepie ini sedikit berbeda dari buku-buku Fahd sebelumnya. Kalau pada buku-buku sebelumya  dengan tema,-tema bernusnsa filosofis Fahd lebih memposisikan pembaca sebagai "pendengar cerita" Kali ini ia ingin menjadi teman bercerita bagi pembacanya dengan mengusung tema cinta yang lebih ngepop, dalam bukunya  kali ini Fahd ingin lebih dekat dengan pembacanya  yang barangkali pernah punya pengalaman-pengalaman yang sama.
"Saya ingin menjadi teman bercerita untuk pembaca saya" Papar Fahd Pahdepie dalan Launching bukunya di Gramedia Merdeka Bandung 27 Desember 2015 Silam.
Diselingi Puisi-puisi Sapardi Djoko Darmono sebagai perekat kisah membuat novel bertajuk jodoh ini punya gaya bercerita yang berbeda.
Apa itu Jodoh?
Laut, ombak dan isinya selalu menjadi misteri yang tak terduga bukan? Orang yang kau sangka belahan jiwa sering kali hanyalah perantara atau justru pengalih perhatian dari belahan jiwamu yang sesungguhnya.
Ini adalah kisah tentang seorang laki laki dan perempuan yang memutuskan untuk berlayar sebelum mereka mengenal ketakutan.