Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Selasar Tentang Lempar

21 Desember 2015   02:21 Diperbarui: 21 Desember 2015   07:33 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manis,

Di bumi ini, segala yang dilempar pada akhirnya akan jatuh dan mendarat juga. Begitulah hukum gravitasi bumi bekerja, entah dengan cara apa sang Maha mengatur gravitasi pada tatanan yang demikian, yang jelas Dia selalu punya cara.

Manis,

Coba tengok kisah Nobita dan teman-temannya dalam kartun Doraemon asal negeri Sakura; setiap kali mereka bermain Beasboll di Lapangan Pipa, lemparan bolanya nyaris selalu memecahkan kaca jendela rumah seorang lelaki tua; kalau tak salah pak Kaminari nama tokohnya. Biasanya lelaki tua itu akan marah dan berteriak sekerasnya "Dasaaar kalian anak nakallll" Dengan huruf "L" yang entah berapa panjang ketukannya.

Lantas apa yang dilakukan Nobita dan dua teman lelakinya; Soneo si anak orang kaya dan Giant si tambun yang suka dijuluki raksasa;

Tak jarang mereka lari tunggang-langgang, tak mau tahu urusan, meminta keajaiban kantung Doraemon dan alatnya yang menyelesaikan. Sulap sekejap kaca utuh lagi seperti semula; si pak tua lantas tersenyum bahagia, masalah selesai sudah.

Namun enak sekali Nobita dan dua temannya, sudah lempar bola, lempar urusan juga. Doraemon yang malang selalu jadi tertanggung ulah Nobita yang tak punya jawab atas kekacauan yang ia cipta.

Manis,

Sayangnya Doraemon tak ada di dunia nyata untuk mengambil alih urusan yang kamu punya. Jadi tanggunglah sendiri apa yang kamu urusi: Jangan melemparnya! Sebab sebuah pelemparan tak akan menyelesaikan apa-apa selain menambah panjang perkara, sementara waktu yang tersita semakin lama saja.

Manis,

Apa yang kita lempar biasanya jatuh mendarat tak jauh dari tempat kita pertama melemparnya: begitupun dengan tanggung jawab semakin kau lempar: dia tak lelah mengikutimu kemana saja selama kamu belum menuntaskannya.

Manis,

Saat seseorang memberimu tanggungan untuk diurusi dan kamu sanggupkan, Maka sejak saat itulah  prihal menuntaskan jadi keharusan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun