Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Obral Air Mata dalam Berita; Sebuah Kegagalan Jurnalisme Empati

19 Agustus 2015   16:06 Diperbarui: 19 Agustus 2015   17:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menjadi Pewarta bencana adalah tugas suci yang dapat dimaknai lebih dari sekedar pembawa kamera atau kuli warta, ini tentang memupuk optimisme bagi mereka yang ditimpa bencana. 

 

Peliputan bencana adalah soal jurnalisme rasa. Bukan ajang menggalang air mata, namun yang terjadi justru sebaliknya. 

jika sudah begini masihkah televisi memikirkan perasaan publik dan mempertimbangkan sisi empati?

 

Tugas Suci itu bernama Peliputan bencana

Suatu yang indah tujuannya

Namun cemar pada praktiknya

 

Salam Jurnalistik!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun