Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penderita Lepra Itu Dirantai, Dituntun Untuk Mengemis

19 Juli 2015   16:27 Diperbarui: 19 Juli 2015   17:12 880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Jangan foto-foto mbak," Pintanya, tapi saya tak peduli. Kesal campur gemas melihat kekurangan orang di eksploitasi sedemikian rupa untuk mendapatkan simpati, penderita Lepra itu dituntun, diajak mengemis dan dirantai! Dituntun persis seperti mengajak binatang jalan-jalan. Di ran-tai! Zaman apa ini? Manusia, orang sakit dirantai, apa guna BPJS kalau begini kasusnya, dimana kehadiran negara? Kepuasan apa yang didapat dari menjual penderitaan? Miris '-'

Namun kalau saya share foto, si penderita dengan Lepra dan rantainya etiskah? Rasanya tidak etis, too painful, nanti dihapus admin Kompasiana. Atas pertimbangan etika saya tidak mengunggah foto mereka disini.

Penderita Lepra itu dirantai, dirantai penyakit, dirantai stigma, dirantai malu, dirantai ekonomi, dirantai kurang ilmu, dirantai ketidaktahuan, dan (mungkin) dirantai birokrasi pengobatan..

 

Miris ketika kejadian seperti ini masih terjadi di daerah kota-kota penyangga, yang tak jauh dari ibukota.. Daerah Puncak. Dimana Puncak martabat manusia seolah merosot ke titik terendah saat melihat tragedi Lepra itu di depan mata

Dimana pemerataan negara, untuk kesehatan warganya?

*Sebuah Potret kelam daerah Penyangga.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun