Mohon tunggu...
Syifa Ann
Syifa Ann Mohon Tunggu... Penulis - Write read sleep

Alumni Sosiologi, Penyuka Puisi | Pecinta Buku Nonfiksi & Kisah Inspirasi. | Pengagum B.J Habibie. | Pengguna K'- Mobilian. | Addicted With Joe Sacco's Books. | Risk Taker. ¦ A Warrior Princess on Your Ground. | Feel The Fear, and Do It Anyway :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

#ShameOnYouRCTI RCTI Memperburuk Citra Televisi Indonesia

31 Desember 2014   05:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:08 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setelah menayangkan prosesi lamaran Anang terhadap Ashanty dalam program bertajuk Jodohku pada tahun 2012, RCTI seolah ketagihan untuk mengekspose lebih dalam kehidupan selebriti bukan hanya di program-program infotaiment, tetapi juga dalam bentuk mini program yang mengekspose momen-momen pribadi selebriti seperti lahiran, pernikahan, siraman dan ngunduh mantu. Dalam catatan penulis, ada beberapa momen-momen pribadi selebriti yang dibuatkan mini program dan disiarkan di RCTI;

1. Pernikahan dan Pesta ngunduh mantu Anang-Ashanty tahun 2012 dalam mini program Jodohku.

2 Pernikahan Dude Harlino-Allisya Soebandono pada Maret 2013.  RCTI menyiarkannya selama 3 jam dalam mini program Janji Suci Dude- Allisya.

3. Pernikahan dan siraman Raffi Ahmad- Nagita Slavina Tahun 2014 dalam mini program bertajuk Janji Suci Raffi- Nagita siaran ini berlangsung selama dua hari berturut turut dengan durasi ± 5 Jam di RCTI pada 17-18 Oktober 2014.

4. Kelahiran Anak pertama Anang- Ashanty tahun 2014 dalam mini Program Anakku: Buah Hati Anang- Ashanty pada 11-12 dan 14-15 Desember 2014. Khusus tanggal 14 Desember yang merupakan hari persalinan Ashanty, RCTI menyiarkannya dengan durasi ± 4 Jam.

Pertanyaannya, dengan berani menyiarkan, sejumlah momen pribadi selebriti di atas, apakah RCTI mempertimbangkan apa manfaatnya bagi publik; dimana tanggung jawab RCTI kepada publik, padahal RCTI bersiaran menggunakan frekuensi milik publik- yang perizinannya hanya untuk disewakan selama 10 tahun pada stasiun televisi, (Lihat UU no 32 tahun 2002 tentang penyiaran.) Hak atas frekuensi yang dipakai RCTI adalah hak sewa dari anda, saya, dan kita sebagai publik meminjamkan frekuensi untuk RCTI bersiaran. Frekuensi tersebut bukanlah hak milik dari RCTI. Sementara RCTI hingga saat ini masih banyak mengesampingkan kepentingan publik dengan menyiarkan sejumlah momen pribadi selebriti dalam mini program.

Padahal, dalam Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3-SPS) yang dikeluarkan KPI tahun 2012 pada pasal 4 poin g tertulis bahwa;

"Lembaga penyiaran wajib mengutamakan kepentingan publik setinggi-tingginya."

Namun, Apa pentingnya bagi publik menyaksikan lamaran, pernikahan, dan Lahiran anak Anang-Ashanty serta siraman dan mantenan Raffi Gigi? Apa kepentingan publik mahatinggi yang terkandung dalam siaran mini program tersebut? Jawabannya tidak ada! Bahkan penyiaran momen-momen pribadi selebriti di televisi- yang merupakan sebuah ruang publik justru melanggar satu lagi pasal dalam P3SPS KPI yaitu pasal 13 ayat 2 yang pada intinya menyatakan:

"Persoalan privat seseorang kelompok tidak boleh disiarkan di ruang publik kecuali mengandung kepentingan publik yang tinggi."

Sekali lagi, apa kepentingan publik mahatinggi yang dikandung sejumlah mini program tersebut?

Bukankah pemberitaan tentang hilangnya pesawat Air Asia, kondisi longsor di Banjarnegara, dan status siaga gunung Gamalama jauh lebih penting dan jauh lebih ada gunanya untuk publik daripada siaran sejumlah momen-momen pribadi selebriti yang terkadang sampai memakan slot untuk program berita? Komitmen RCTI terhadap kepentingan publik patut dipertanyakan, jika begini masih pantaskah RCTI diberi izin siaran dari kita sebagai publik- pemilik sah atas frekuensi siaran televisi?

Raffi is not a Prince.

Dan anak pertama Anang-Ashanty juga bukan Anakku- Memberi kesan kalau anaknya Ashanty adalah anak dari seluruh publik televisi. Anak tersebut sekali lagi bukanlah seorang Putri  Indonesia atau duta besar bangsa ini;  ia hanyalah anak dari Ayah dan Ibunya; Buah hati Anang Ashanty yang kelahirannya bukan hal mahapenting bagi seluruh publik televisi Indonesia hingga harus menginjak-injak hak publik terhadap frekuensi siaran. Ironisnya lagi ayahnya adalah seorang anggota DPR yang seharusnya paham bahwa frekuensi siaran dan tayangan televisi sehat adalah hak publik. Bahkan Mantan presiden SBY saja tidak sampai menyiarkan kelahiran cucunya di televisi.

Tidak juga belajar dari sejumlah teguran KPI dan belum puas menginjak-injak hak publik atas frekuensi melalui sejumlah program berbau privatisasi selebriti, pada 30 Desember hari ini, RCTI kembali menayangkan pesta ngunduh mantu Raffi ~ Gigi.  Memang siapa sih Raffi & Gigi? Anaknya pahlawan? dan apa prestasi yang telah mereka buat untuk bangsa ini minimal tingkat nasional saja, ada yang bisa bantu saya menyebutkan?

Bahkan pemakaman Gusdur saja tepat ditanggal yang sama 5 tahun yang lalu, tidak disiarkan di televisi selama berjam-jam. Kita semua kenal siapa Gusdur dan mutiara pemikirannya untuk bangsa ini, jauh melebihi apa yang disumbangkan Raffi-Gigi.

Lalu kalau sudah begini, masih pantaskah RCTI menyematkan kalimat "Citra Televisi Indonesia" di belakang namanya? Mungkin memang Seperti inilah Citra Televisi Indonesia yang ingin dibangun oleh RCTI: Televisi yang minim perpektif publik. RCTI telah memperburuk Citra Televisi Indonesia.

RCTI sekarang juga bukan lagi sang Rajawali, dengan pengabaiannya terhadap hak publik, RCTI berubah menjadi kucing Anggora kesayangan yang tersandra kepentingan Privat Selebriti.

Rusak Citra Televisi Indonesia :(

#ShameOnYouRCTI

Salam TV Sehat!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun