Ceritanya saya naik Bus Trans Jakarta dari Halte Pasar Genjing mau ke Lebak Bulus, saya ambil arah Dukuh Atas dengan niatan mau transit di Harmoni atau langsung naik APTB ke Lebak Bulus dari halte Dukuh Atas. Di halte Dukuh Atas yang notabene halte pemberhentian terakhir untuk bus TJ koridor 4, semua penumpang turun, tapi si oma satu ini diam aja duduk di tempatnya sampe semua penumpang turun, saya tegur, "Turun disini Oma, busnya sudah habis sampai sini aja." Kata saya, terus si Oma tanya, "kalau mau ke Sarinah gimana?"
Transit lagi naik ke atas, ikutin jalan, Oma",kata saya.
Melihat beliau yang sudah uzur dan jalannya bungkuk, saya gandenglah beliau buat ikut naik ke atas bareng saya, kasian ngeliatnya kecapean menyusuri jalan dari Halte Dukuh atas 2 ke Dukuh atas 1 yang lumayan panjang. Beberapa kali saya bertanya "Oma capek, kalau capek kita berenti dulu?" Dijawabnya dengan anggukan.
Sampai di Dukuh Atas, 1, saya putuskan buat naik TJ arah Kota, sekalian bareng sama nenek itu, ketika di dalam bus, saya tanya si Oma itu mau apa ke Sarinah? Dijawabnya mau ke gereja, ya sudahlah saya anter saja Si Oma itu sampai halte Sarinah, kasian, nanti biar saya naik TJ lagi, Pikir saya.
Sampai di halte Sarinah, saya tanya, "Oma ini sudah sampai halte Sarinah, oma gereja nya di mana?
"Di Pulo Mas" Jawabnya.
Ha!
Pulo Mas kan bukan daerah Sarinah pikir Saya, terus saya jelasin kalau Pulo Mas itu bukan daerah Sarinah, Kalau mau ke Pulo Mas harus naik TJ lagi dan turun di halte Pramuka BPKP. Jauh banget dari sarinah, Kata Saya. Saya tanya lagi gerejanya di Pulo Mas namanya gereja apa? Dia jawab dia lupa. Pokonya di Pulo Mas.
Waduh!
Saya bingung. Ini orang kesasar batin saya, tadinya saya mau cari kantor polisi terdekat, mau nganterin si Oma itu ke kantor Polisi aja, tapi saya pikir ribet kayaknya kalau harus urusan sama polisi, saya takut disangka yang macam-macam.
Akhirnya saya ajaklah si oma itu duduk dulu di halte Sarinah tiba-tiba si Oma bilang mau naik taksi aja ke Pulo Mas Saya tanya "Pulo Mas nya mana?" Dijawabnya Gereja, "Gereja apa?" Dia bilang pokoknya di Pulo Mas. Saya tanya, "Oma ada uang buat naik taksi?" Dia jawab ada. Sebenarnya saya ragu meninggalkan si Oma naik taksi sendirian, tapi saya juga takut diapa-apain di dalam taksi kalau saya ikut. Tahu sendiri-lah orang ga kenal, di kota besar seperti Jakarta huhu.