Mohon tunggu...
Syifa Fauziah
Syifa Fauziah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi IPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Bernyanyi dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Polemik Pembangunan Gereja, Seolah Menjadi Isu yang Panjang dan Tidak Ada Jalan Keluar?

8 Desember 2022   00:00 Diperbarui: 8 Desember 2022   00:01 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Toleransi beragama sepertinya masih menjadi masalah besar di Negeri kita, katanya cinta Pancasila tapi tidak mau mengikutinya, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia hanya omong kosong belaka.

Sikap intoleransi yang menyasar topik dan isu keagamaan yang beredar baru-baru ini menimbulkan dinamika di masyarakat, seperti di Cilegon baru-baru ini di lingkungan Sumurwuluh Cikuasa Kelurahan Gerem Kota Cilegon, warga menolak pembangunan Gereja HKBP MARANATHA Cilegon tersebut menjadi sorotan publik.

Menurut data ada 7000 jiwa di Kota Cilegon yang Bergama Kristen, angka yang cukup besar untuk ukuran sebuah kota, tapi masyarakat Kristiani di wilayah tersebut harus menempuh puluhan kilometer untuk beribadah yang bertempat di Banten.

Fakta penolakan pembangunan Gereja di wilayah Cilegon, Wali Kota turut menandatangani penolakan pembangunan Gereja, Kendala perizinan, dan Kisah masalalu terhadap umat Kristiani di wilayah tersebut

Penolakan tersebut tentunya berkaitan erat dengan pemenuhan kebebasan beragama dan beribadah bagi setiap penduduk di wilayah tersebut.

Lagi pula apa yang harus di salahkan dalam pembangunan tempat ibadah, semua punya keyakinan yang kita sebut dengan iman bukan ? Sah-sah saja jika ada pembangunan Gereja diwilayah manapun terkhusus  wilayah Cilegon.

Wali Kota dan Wakil Wali Kota wilayah tersebut harusnya mendukung penuh pembangunan ibadah umat Kristiani diwilayah tersebut, bukannya malah mendukung dan menandatangani penolakan bersama warga yang lain justru akan mengakibatkan masalah baru dan menjadi polemik.

Kisah masalalu yang bersarang di masyarakat wilayah tersebut untuk umat Kristiani enggan meninggalkan bahkan kisah tersebut sudah menjadi turun temurun di masyarakat, mengakibatkan alasan penolakan pembangunan Gereja di wilayah Cilegon.

“Kedamaian akan timbul jika kita mau menerima perbedaan”

Umat beragama harus menimbulkan kerukunan dan ketertiban antar umat beragama lain hingga terwujudnya Negara yang penuh dengan kedamaian. Adanya sikap rasa saling percaya, menghargai dan saling menghormati antar umat beragama adalah suatu poin penting dalam bermasyaraat.

Nilai budaya dan luhur harus selalu mengakar dalam bermasyarakat dan tidak memaksakan individu untuk memeluk agama tertentu dan beribadah sesuai agamanya masing-masing. Mematuhi peraturan pemerintah akan menciptakan kedamaian antar umat beragama serta Negara.

Masyarakat indonesia, harus mempunya rasa toleransi beragama karna itu sangat penting, menimbang kita hidup dengan bermacam-macam agama dan bersuku-suku untuk saling menghargai, sangat banyak manfaat apabila kita sebagai masyarakat yang cerdas melakukan hal tersebut salah satunya adalah mempererat rasa peraudaraan antara umat beragama dan menciptakan rasa aman dan rukun yang akan ditimbulkan dari rasa toleransi beragama, maka dari itu toleransi sangat penting untuk keberlangsungan Negara dan Bangsa ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun