Ajaran filsafat stoa yang terdapat pada buku Filosofi Teras bertujuan agar pembaca mampu hidup dengan tenteram dengan cara bebas dari emosi negatif, seperti sedih, marah, cemburu, curiga, baper dan lain-lain. Selain itu, tujuan filsafat stoa lainnya adalah agar para pembacanya dalam menjalani kehidupan untuk dapat mengasah kebajikan. Ada empat kebajikan filsafat stoa yang utama, yaitu kebijaksanaan, keadilan, keberanian, dan menahan diri.
Banyak manfaat membaca buku filosofi teras. Terdapat salah satu bab atau ajaran belajar filosofi teras yang paling menarik dan bermanfaat bagi pembaca yaitu ajaran dikotomi kendali. Apa itu dikotomi kendali? Dikotomi kendali adalah sebuah ajaran yang menjelaskan bahwa dalam hidup ada hal yang dapat kita kendalikan dan ada yang tidak dapat kita kendalikan. Jika hidup hanya berfokus pada apa yang dapat kita kendalikan maka kita akan bahagia.
Dalam pandangan filsafat stoa, definisi bahagia adalah ketika kita hidup bebas dari emosi negatif, bukan saat banyak memiliki emosi positif. Dengan adanya emosi negatif yang terus bersarang pada diri manusia maka bisa menyebabkan timbul rasa khawatir dan cemas yang berlebihan. Timbulnya rasa khawatir biasanya disebabkan oleh opini yang tidak rasional maupun opini dari orang lain. Padahal, opini orang lain adalah salah satu hal yang tidak dapat kita kendalikan. Oleh karena itu, sebaiknya kita mulai bisa menerima hal-hal yang bukan dalam kendali kita agar dapat mengurangi rasa cemas sehingga tidak menyebabkan stress.
Kelebihan :Â
Buku filosofi teras yaitu ajaran filsafat, tetapi gaya bahasa filosofi teras yang digunakan oleh penulis terkesan santai dan tidak memberatkan pembaca karena disampaikan dengan cara yang mudah dipahami. Ilustrasi filosofi teras yang ditampilkan juga sangat menarik. Selain itu, isi buku filosofi teras ini juga didapatkan dari data survei, psikiatri, bahkan wawancara dengan praktisi media sosial. Dengan begitu, buku ini berisikan hal-hal yang memang dialami oleh generasi milenial saat ini.
Kekurangan :Â
Buku filosofi teras yaitu isi dan beberapa bahasan dari buku ini diulang-ulang sehingga dapat membuat pembaca menjadi bosan. Terlepas dari kekurangan yang dimilikinya, buku ini sangat direkomendasikan bagi siapa yang ingin hidupnya lebih tenang, terutama para generasi milenial yang sering merasa cemas. Dengan menerapkan ajaran filsafat stoa dalam keseharian kita, dapat membuat hidup lebih tenang.
Amanat :Â
Hal yang menarik dari Filosofi Teras ini terletak pada tujuannya yaitu hidup dalam ketenangan dan terbebas dari emosi negatif. Oleh karena itu, pada setiap bab Filosofi Teras terdapat pelajaran yang diambil, salah satunya yaitu dalam menjalani kehidupan harus selaras dengan alam.
Kesimpulan :Â
Buku filosofi teras sangat cocok dibaca bagi Generasi Milenial dan Gen-Z. Buku Filosofi Teras ini sangat berbeda dengan buku filsafat lainnya karena filosofi teras (Stoa) digambarkan dengan analogi kejadian yang real di kehidupan sehari-hari dan penggunaan bahasa kekinian banget. Pada tahun 2017, penulis buku Filsafat Teras didiagnosis oleh seorang psikiater menderita Major Depressive Disorder. Saat berhadapan pada sebuah keadaan, ia selalu negative thinking dan dipenuhi kecemasan. Selama masa pengobatan berlangsung, Henry Manampiring menulis buku Filosofi Teras: Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini.