Kasus retas kartu debit bank seringkali melibatkan penjahat yang mencoba menipu untuk mendapatkan informasi sensitif seperti nomor kartu, tanggal kedaluwarsa, kode CVV bahkan kata sandi, untuk melakukan perentasan bank agar mereka dapat mengambil alih kartu bank orang - orang. Hal Ini bisa terjadi melalui berbagai metode, seperti phishing, skimming, atau serangan malware lebih jelasnya metode - metode memiliki penjelasan sebagai berikut
1. Phishing: Penjahat mencoba mendapatkan informasi sensitif dengan mengirimkan email atau pesan palsu yang menyerupai komunikasi resmi dari bank. Mereka meminta korban untuk memasukkan informasi kartu debit mereka ke situs palsu yang telah mereka buat.
2. Skimming: Penjahat menggunakan alat perekam yang dipasang secara ilegal di ATM atau mesin pembayaran lainnya untuk mencuri informasi kartu debit saat digunakan.
3. Serangan Malware:Penjahat dapat menggunakan malware untuk mencuri informasi dari komputer atau perangkat seluler korban yang telah terinfeksi. Hal ini bisa mencakup perangkat lunak perusak yang mencuri informasi saat melakukan transaksi online atau perangkat seluler yang telah dijangkiti.
Metode - metode kejahatan tersebut sedang marak akhir - akhir ini tidak sedikit korban tidak sadar dengan metode tersebut karena penggunaan teknologi dalam kegiatan kejahatan yang semakin canggih. Korban dari metode tersebut biasanya menargetkan orang dewasa atau orang tua yang awam dengan teknologi, namun tak jarang kaum mudapun terjerat metode kejahatan tersebut
Seperti yang dialami oleh Caca di tahun 2022 saat usianya 20 tahun. Dia awalnya hanya ingin melakukan perubahan kartu debit yang sudah dia punya saja secara online, dengan dibantu dengan nomor pihak CS bank BCA yang dia dapatkan dari instagram.
Namun apa dikata ternyata CS bank yang dia kira membantu ternyata malah membuat masalah yang lebih besar, hal ini karena CS bank BCA yang dia hubungi bukan staff resmi dari bank tersebut
Awal mula caca berinisiatif untuk merubah kartu debit biasa yang dia punya selama ini ke kartu Gold, hal ini dilakukan oleh caca dikarenakan sekarang caca sudah memiliki pekerjaan dan dia membutuhkan kartu yang lebih memadai jikalau terjadi kebutuhan yang mendadak di tempat kerjanya
Cacapun mencari informasi terlebih dahulu mengenai perubahan kartu debit dia dan agar lebih mudah untuk bertanya caca mencari nomor CS dari bank BCA yang dapat dia tanyai di halaman instagram. Akhirnya caca menemukan link whatsapp di bio akun instagram bank BCA yang dia lihat, tidak ada kecurigaan dalam akun instagram tersebut karena terlihat seperti akun resmi bank itu
Setelah itu cacapun mengirim pesan ke CS bank tersebut, dia menanyakan cara untuk merubah kartu debit biasa ke kartu Gold dan akhirnya CS tersebut memberikan link kepada caca, dimana disitu dia diminta mengisi kelengkapan informasi untuk perubahan kartu dia seperti Nomor ATM, PIN ATM, Nomor OTP dll.
Pada hari itu juga saat caca menunggu balasan dari CS bank tersebut ternyata akun bank BCA caca tidak dapat di buka ternyata caca baru sadar CS bank BCA yang dia chat sebelumnya merupakan penipu dengan menggunakan metode Phishing seolah dia merupakan CS resmi padahal kenyatanya bukan
Cacapun mencoba membukan aplikasi BCA di hpnya namun ternyata akunya telah terlog out sendiri dan caca mencoba mengirim pesan lagi kepada nomor sebelumnya namun CS tersebut tiba-tiba tidak aktif dan hanya menunjukan ceklis 1 di pesan yang telah caca kirim. Esok harinya caca mengurus kartu ATMnya yang terkena retas ke Kantor induk BCA untuk memblokir kartu tersebut dan akhirnya kartu caca yang terentas tersebut telah terblokir
Dalam kejadian itu untuknya caca hanya terkena kerugian sebesar 300 ribu rupiah pada kartu ATM dia sebelumnya. Staf dari bank BCA juga mengingatkan agar lebih hati - hati ketika berurusan dengan informasi pribadi mengenai kartu ATM karena kejahatan mencari peluang dan mengunkana metode - metode yang bermacam - macam untuk mencari korban selanjutnya.
Agar kalian dapat terhindar dari kejahatan tersebut ada beberapa langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dari kasus retas kartu debit bank yaitu:
- Tidak memberikan informasi pribadi atau sensitif melalui email atau pesan yang tidak terverifikasi.
- Memeriksa mesin ATM untuk memastikan tidak ada perangkat tambahan yang dipasang.
- Menggunakan perangkat lunak keamanan yang mutakhir dan memperbarui perangkat lunak secara teratur pada perangkat elektronik.
- Melakukan transaksi online hanya di situs web yang aman dan terpercaya.
- Memantau rekening bank secara teratur untuk mendeteksi transaksi yang mencurigakan.
Dengan memperhatikan langkah-langkah di atas, Anda dapat membantu melindungi diri dari risiko retas kartu ATM dan menjaga keamanan finansial Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H