Kanal Youtube Kinderflik merupakan salah satu konten pembelajaran untuk mengedukasi bagi anak usia dini khususnya anak balita yang sedang dimasa pembelajar, dimana dalam konten tersebut terdapat interaksi pembawa acara kepada penonton seperti cara untuk berbicara atau mengajak untuk melakukan suatu gerakan.
Adanya konten yang mengedukasi dari Kinderflik ini dianggap suatu trobosan bagi beberapa orang tua yang memiliki anak balita karena dianggap ampuh dan membantu para orang tua untuk mengajar anak mereka.
Dibalik viralnya konten Kinderflik yang bermanfaat bagi balita tersebut ternyata konten ini viral karena diminati juga oleh beberapa orang dewasa dikarenakan adanya pesona dan karisma dari kak nisa selaku salah satu pembawa acara Kinderflik.
Hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius karena komentar yang dilontarkan oleh beberapa pria dewasa yang mengaku 'betah' untuk menonton konten ini dan mulai berkomentar kearah seksual yang menyerang beberapa akun Kinderflik.
Mirisnya hal tersebut dianggap lumrah oleh beberapa orang dan berkomentar bahwa hal tersebut hanya sekedar bercandaan. Sangat disayangkan bahwa kita melihat hal ini ada di kanal pembelajaran khusus anak usia dini dimana selaku pembawa acara kak nisa sendiri melakukan konten edukasi yang menggunakan pakaian yang sangat sopan.
Fenomena ini juga mengingatkan kita bahwa penyerangan seksual secara online melalui kolom komentar ini sangat marak dan sering kita jumpai di berbagai konten yang menampilkan perempuan sebagai korban pelecehan tersebut.
Apa sih yang menyebabkan fenomena tersebut selalu ada di indonesia?
1. Norma Sosial
Masyarakat kita memiliki norma sosial yang berlaku terkadang norma tersebut yang membuat kita menormalisai beberapa prilaku yang dianggap salah, contohnya pelecehan terhadap wanita yang sering diwajarkan oleh beberapa orang karena menganggap bahwa hal tersebut disebabkan sangkorban yang berpenampilan dan bertingkah menggoda yang membuat orang - orang terpancing.
2. Anonimitas Online
Kemampuan seseorang untuk tetap tidak diketaui atau dapat menyembunyikan identitasnya di dunia maya ini memberikan kesempatan kepada seseorang untuk berkomentar tanpa takut mendapatkan ganjaran secara langsung.
3. Pornografi Media
Paparan pornografi yang sangat mudah diakses di media online yang terkadang menjadikan perempuan sebagai objek yang rendah mempengaruhi persepsi dalam kehidupan nyata ini dapat menciptakan pandangan yang menyederhanakan perempuan menjadi objek seksual.
4. Kurangnya Pendidikan Seksual
Kurangnya pembelajaran dalam bidang seksual yang baik dan kesadaran dalam beretika terhadap keberagaman untuk saling menghargai hak asasi manusia ini menyebabkan tindakan yang merugikan orang lain dan kurangnya kontrol diri untuk membedakan hal yang harus dijaga dan tidak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H