Mohon tunggu...
Syifa A. Putriyansyah
Syifa A. Putriyansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca; Menulis; Menyimak; Dan lain sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecantikan dan Perempuan

1 Juni 2023   09:06 Diperbarui: 1 Juni 2023   09:16 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iklan merupakan semua bentuk promosi yang bersifat non pribadi yang dibayar atas ide, barang, atau layanan oleh sponsor yang teridentifikasi. Pada umumnya iklan memiliki pesan-pesan yang membujuk, mengajak, dan merayu kepada pembeli atau pengguna untuk membeli dan menggunakan produk yang ditawarkan. 

Dalam iklan produk kecantikan, iklan memiliki maknanya tersendiri dimana iklan menjadi patokan atau standar dari makna kecantikan itu sendiri. Iklan membentuk pemikiran orang yang melihatnya bahwa "cantik" yang dimaksud adalah memiliki tubuh yang langsing, muda, berkulit putih, wajah tidak berjerawat, berambut hitam dan lurus. Sehingga orang-orang memiliki asumsi bahwa cantik yang "sebenarnya" adalah seperti yang tergambar pada iklan-iklan yang sering ditampilkan.

Semiotika menurut Roland Barthes adalah ilmu yang dapat digunakan untuk memaknai sebuah tanda, yang mana bahasa juga menjadi kombinasi dari tanda-tanda yang mengandung pesan-pesan tertentu dari masyarakat. Tiga tahapan semiotika Barthes, yaitu tahap denotasi, tahap konotasi, dan mitos atau ideologi. Makna denotasi yang tergambar di dalam gambar di atas adalah seorang wanita yang sedang menyentuh pipinya sembari tersenyum Pada gambar tersebut terdapat tulisan "cerah, lembut, lembap". Tanda yang muncul pada gambar di atas adalah seorang wanita yang menggunakan produk kecantikan tersebut.

Makna konotasi yang terkandung dalam iklan tersebut ialah seorang wanita yang memiliki wajah putih, cerah, dan sehat. Wajah khususnya untuk wanita merupakan aset yang penting dalam menunjang penampilan yang berpengaruh terhadap rasa percaya diri pada wanita tersebut. Kemudian, dengan membeli produk kecantikan tersebut dapat membuat wajah orang yang membeli produk tersebut akan mendapatkan wajah seperti model yang ada di dalam iklan tersebut. Jadi, orang yang melihat iklan tersebut akan memiliki rasa percaya bahwa produk tersebut dapat menghasilkan wajah yang seperti tergambar dalam gambar. 

Ideologi dalam iklan tersebut merupakan wajah yang cerah, lembut, dan lembap seperti yang ditampilkan oleh model dalam iklan tersebut dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam diri seorang wanita karena sebagian besar memiliki anggapan bahwa wajah merupakan aset yang sangat penting dalam menunjang penampilan.

Iklan yang ditampilkan di media massa dapat mempengaruhi seseorang dalam berpikir tentang standar tertentu. Di dunia ini tidak ada hal yang sempurna dan hal yang diperoleh secara instan, sama halnya seperti standar "kecantikan" itu sendiri. Iklan yang selama ini ditampilkan di media massa terutama iklan kecantikan mengakibatkan wanita berusaha berlomba-lomba untuk menjadi "cantik". Padahal pada kenyataannya semua yang ditampilkan di iklan merupakan hasil rekayasa, hal ini diakibatkan adanya proses editing agar sesuai dengan harapan dari pihak yang akan melakukan promosi.

Iklan seperti gambar di atas merupakan salah satu contoh, dimana citra kecantikan wanita telah direpresentasikan sebagai wanita yang memiliki wajah yang cerah, lembut, lembap, dan terbebas dari jerawat. Model yang dipilih dalam iklan ini telah disesuaikan oleh standar agar memenuhi target pasar yang dituju. Pada intinya, setiap wanita dapat "cantik" sesuai dengan dirinya masing-masing tidak ada standar tertentu dalam kecantikan, semua wanita cantik dengan dirinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun